New York (ANTARA) - Dolar tergelincir terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), mundur dari level tertinggi satu tahun pekan lalu, karena para pedagang menunggu data pekerjaan AS pada akhir pekan ini untuk petunjuk langkah Federal Reserve selanjutnya.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang saingannya, merosot 0,2 persen menjadi 93,802. Indeks naik 0,8 persen minggu lalu ke level tertinggi sejak akhir September 2020.

Dengan pasar daratan China ditutup hingga Kamis (7/10/2021) untuk liburan Hari Nasional dan pasar Korea Selatan juga ditutup pada Senin (4/10/2021), perhatian investor tertuju pada data AS yang akan datang.

“Data penggajian (payrolls) nonpertanian akan menjadi fokus besar untuk pasar minggu ini,” Brad Bechtel, kepala global valas di Jefferies di New York.

Data Jumat (8/10/2021) diperkirakan menunjukkan peningkatan berkelanjutan di pasar kerja, dengan perkiraan 488.000 pekerjaan telah ditambahkan pada September, menurut jajak pendapat Reuters - cukup untuk menjaga Federal Reserve di jalur untuk mulai melakukan tapering sebelum akhir tahun.

Baca juga: Dolar AS tergelincir untuk hari kedua, tetapi prospek tetap optimis


The Fed telah mengisyaratkan kemungkinan akan mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan segera setelah November tetapi tersandung besar dalam data tenaga kerja yang dapat menunda rencananya, para pedagang khawatir.

“Akankah Fed bereaksi negatif terhadap pencetakan 300 ribu (pekerjaan)? Mungkin tidak. Dengan momentum tapering yang sudah sangat tinggi, The Fed akan mengalami kesulitan untuk membalikkan keadaan setelah kehilangan kecil dari seri yang sangat fluktuatif,” kata Bechtel.

“Jika kita melihat sesuatu yang lebih ekstrem seperti cetakan NFP (Non Farm Payrolls) negatif misalnya, maka kita bisa memiliki cerita yang berbeda dan The Fed mungkin terpaksa setidaknya berhenti sejenak,” katanya.

Dolar mendapat sedikit dukungan dari data pada Senin (4/10/2021) yang menunjukkan pesanan baru untuk barang-barang buatan AS mengalami percepatan pada Agustus, bahkan ketika pertumbuhan ekonomi tampaknya telah melambat pada kuartal ketiga karena kekurangan bahan baku dan tenaga kerja.

Baca juga: Dibayangi pengetatan Fed, dolar menuju minggu terbaik beberapa bulan


Namun, spekulan di pasar valas telah tumbuh semakin bullish pada mata uang AS dalam beberapa pekan terakhir, dengan taruhan net long pada dolar AS naik ke level tertinggi sejak Maret 2020, data pada Jumat (1/10/2021) menunjukkan.

Dengan harga minyak naik ke level tertinggi hampir 7 tahun, greenback sangat lemah terhadap krona Norwegia yang sensitif terhadap energi dan dolar Kanada.

Dolar turun 0,6 persen terhadap krona dan tergelincir 0,5 persen terhadap loonie (dolar Kanada).

Pound Inggris 0,5 persen lebih tinggi pada 1,3611 dolar, memperpanjang rebound dari level terendah 9 bulan yang disentuh minggu lalu.

“Kami pikir GBP (pound sterling) masih dalam pijakan yang rapuh karena negara ini kemungkinan masih akan mengalami kekurangan energi dan pangan pada kuartal keempat. Ini, dikombinasikan dengan data AS yang kuat minggu ini, dapat membuat GBP menguji ulang zona 1,34 dan melanjutkan penurunan September,” Shaun Osborne, kepala strategi mata uang di Scotiabank, mengatakan.


Baca juga: Dolar AS jatuh dari tertinggi 1 tahun karena data lemah, konsolidasi

Baca juga: Dolar menguat ke ke tertinggi 1 tahun didorong ekspektasi tapering Fed