Istana menambahkan bahwa keberadaan properti-properti itu tidak diungkapkan kepada publik atas alasan privasi dan keamanan.
Dalam kebocoran dokumen finansial besar-besaran yang terbit pada Minggu (3/10), Raja Abdullah, yang adalah sekutu dekat Amerika Serikat, diduga menggunakan rekening di luar negeri untuk membeli rumah-rumah mewah senilai lebih dari 100 juta dolar AS (sekitar Rp1,42 triliun) di Inggris Raya dan AS.
"Bukan rahasia bahwa Yang Mulia memiliki sejumlah apartemen dan rumah di Amerika Serikat dan Inggris Raya. Ini bukanlah hal yang luar biasa atau tidak pantas," tulis istana dalam pernyataan.
Istana Yordania mengeklaim properti-properti tersebut digunakan selama kunjungan resmi dan beberapa di antaranya dipakai selama kunjungan pribadi.
Alasan keamanan berada di balik tidak terungkapnya aset asing yang dibeli dari kantong pribadi raja dan bukan dari dana negara, katanya.
"Nilai properti-properti ini dan semua pengeluaran yang terkait dibayarkan oleh Yang Mulia secara pribadi. Tidak ada dari pembelian ini yang menggunakan anggaran atau kas negara," bunyi pernyataan tersebut.
Lima tahun pascakebocoran dokumen Panama Papers, jutaan catatan muncul dan memuat informasi tentang para pemimpin dunia secara rahasia memiliki simpanan kekayaan.
Panama Papers itu sendiri mengungkapkan bagaimana orang-orang kaya menyembunyikan harta mereka dengan cara yang tidak dapat terlacak oleh para penegak hukum.
Sumber: Reuters
Baca juga: Rangkuman reaksi internasional atas situasi keamanan Yordania
Baca juga: Militer Yordania peringatkan saudara tiri raja tak rongrong stabilitas