PON Papua
Pebola voli Medi akui tak gugup meski bela Jatim di tanah kelahiran
4 Oktober 2021 18:31 WIB
Pebola voli putri Jatim asal Papua, Mediol Stiovanny Yoku (kanan) saat bertemu keluarganya usai pertandingan di GOR Koya Yoso Jayapura, Senin (4/10/2021). (ANTARA/Fiqih Arfani)
Jayapura (ANTARA) - Mediol Stiovanny Yoku, atau akrab disapa Medi, adalah pebola voli putri asal Papua yang mengaku tak gugup meski membela Jawa Timur bermain di tanah kelahiran pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX.
"Perasaan saya bermain di sini tidak gugup, karena ada keluarga yang mendukung," ujarnya ditemui di GOR Koya Yoso Jayapura, Senin.
Medi adalah perempuan kelahiran Sentani, Papua, yang pada PON kali ini membela Jawa Timur. Pada PON XIX di Jabar, ia menjadi bagian dari tim voli putri Papua.
Baca juga: Voli putra DKI lolos fase grup usai kalahkan juara bertahan Jatim 3-2
Sejak berpindah domisili pada 2017, nama atlet bertinggi badan 169 sentimeter tersebut semakin mencuat.
Bahkan, namanya pernah masuk daftar yang dipanggil ke Pelatnas menghadapi Asian Games 2018, meski pada akhirnya belum memperkuat Timnas di ajang olahraga multievent terbesar se-Asia tersebut.
Selama empat tahun terakhir, Medi memperkuat klub Proliga Petrokimia Gresik. Saat ini ia juga sedang menyelesaikan kuliahnya di salah satu perguruan tinggi di Kota Pudak tersebut.
Baca juga: Voli putri Jatim tersisih meski kalahkan Papua Barat 3-0
"Saya pindah domisili karena harus mengikuti turnamen-turnamen, termasuk kejuaraan daerah. Jadi harus ber-KTP Jatim. Di sana saya terus berlatih dan bersyukur bisa ikut memperkuat tim voli putri di PON," katanya.
Kepada generasi-generasi muda Papua, ia berharap terus bermunculan atlet-atlet voli berbakat yang bisa mengembangkan karir dan prestasinya di ajang voli nasional, bahkan internasional.
"Pembinaan voli di Papua harus benar-benar matang agar ada penerus dari para atlet muda. Semoga muncul atlet-atlet voli asal Papua yang bermain di level lebih tinggi," tutur perempuan kelahiran 1 September 1999 tersebut.
Sementara itu, pada PON kali ini, Medi gagal mengantar Jatim membawa pulang medali emas karena tersisih di babak penyisihan grup usai hanya mampu menang sekali dan menelan kekalahan dua kali.
Baca juga: Jadwal voli indoor PON Papua 1 Oktober: Perjuangan DKI mulai
Medi dan kawan-kawan menang atas Papua Barat, dan harus mengakui keunggulan Jawa Tengah dan Jawa Barat pada dua pertandingan di awal.
Tim bola voli putri Jatim juga gagal meraup ambisinya untuk tampil di final seperti ada PON XIX tahun 2016 di Jabar, yang saat itu hanya bisa meraih medali perak usai dikalahkan tuan rumah di partai puncak.
"Perasaan saya bermain di sini tidak gugup, karena ada keluarga yang mendukung," ujarnya ditemui di GOR Koya Yoso Jayapura, Senin.
Medi adalah perempuan kelahiran Sentani, Papua, yang pada PON kali ini membela Jawa Timur. Pada PON XIX di Jabar, ia menjadi bagian dari tim voli putri Papua.
Baca juga: Voli putra DKI lolos fase grup usai kalahkan juara bertahan Jatim 3-2
Sejak berpindah domisili pada 2017, nama atlet bertinggi badan 169 sentimeter tersebut semakin mencuat.
Bahkan, namanya pernah masuk daftar yang dipanggil ke Pelatnas menghadapi Asian Games 2018, meski pada akhirnya belum memperkuat Timnas di ajang olahraga multievent terbesar se-Asia tersebut.
Selama empat tahun terakhir, Medi memperkuat klub Proliga Petrokimia Gresik. Saat ini ia juga sedang menyelesaikan kuliahnya di salah satu perguruan tinggi di Kota Pudak tersebut.
Baca juga: Voli putri Jatim tersisih meski kalahkan Papua Barat 3-0
"Saya pindah domisili karena harus mengikuti turnamen-turnamen, termasuk kejuaraan daerah. Jadi harus ber-KTP Jatim. Di sana saya terus berlatih dan bersyukur bisa ikut memperkuat tim voli putri di PON," katanya.
Kepada generasi-generasi muda Papua, ia berharap terus bermunculan atlet-atlet voli berbakat yang bisa mengembangkan karir dan prestasinya di ajang voli nasional, bahkan internasional.
"Pembinaan voli di Papua harus benar-benar matang agar ada penerus dari para atlet muda. Semoga muncul atlet-atlet voli asal Papua yang bermain di level lebih tinggi," tutur perempuan kelahiran 1 September 1999 tersebut.
Sementara itu, pada PON kali ini, Medi gagal mengantar Jatim membawa pulang medali emas karena tersisih di babak penyisihan grup usai hanya mampu menang sekali dan menelan kekalahan dua kali.
Baca juga: Jadwal voli indoor PON Papua 1 Oktober: Perjuangan DKI mulai
Medi dan kawan-kawan menang atas Papua Barat, dan harus mengakui keunggulan Jawa Tengah dan Jawa Barat pada dua pertandingan di awal.
Tim bola voli putri Jatim juga gagal meraup ambisinya untuk tampil di final seperti ada PON XIX tahun 2016 di Jabar, yang saat itu hanya bisa meraih medali perak usai dikalahkan tuan rumah di partai puncak.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021
Tags: