Luhut: Kenaikan PMI Manufaktur Indonesia didukung pengendalian pandemi
4 Oktober 2021 17:24 WIB
Tangkapan layar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) dalam konferensi pers yang dipantau secara daring dari Jakarta, Senin (4/10/2021). ANTARA/Youtube Sekretarita Presiden/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kenaikan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia pada September lalu, didukung oleh penanganan dan pengendalian pandemi yang cukup baik.
PMI Manufaktur Indonesia kembali mencatatkan ekspansi yang sangat kuat ke level 52,2 di September 2021, dari yang sebesar 43,7 pada Agustus.
"Dengan penanganan dan pengendalian pandemi yang cukup baik ini, kita berhasil mendorong peningkatan kinerja industri manufaktur yang cepat juga. PMI Manufaktur Indonesia kembali mengalami ekspansi lebih cepat, saya ulangi, lebih cepat dari masa PSBB," katanya dalam konferensi pers daring mengenai perkembangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jakarta, Senin.
Luhut juga menyebutkan kinerja PMI Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di ASEAN.
"Saya ulangi, kinerja PMI Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di ASEAN," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan terkendalinya pandemi Covid-19 mendorong pemulihan konsumsi yang cepat. Berdasarkan data survei yang diperoleh pemerintah, indeks nilai belanja provinsi Jawa Timur, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta juga sudah mendekati kondisi pra pandemi.
Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan September mencapai 52,2, melonjak dari angka 43,7 pada Agustus 2021, yang menunjukkan industri tengah berekspansi dan pencapaian itu melampaui China.
PMI Indonesia pada September 2021 itu melampaui capaian negara Asia lainnya seperti China (50) dan Jepang (51,5), serta menjadi yang tertinggi di antara negara ASEAN lainnya seperti Singapura (52,1), Malaysia (48,1), Thailand (48,9), Filipina (50,9), maupun Vietnam (40,2).
Perbaikan PMI Manufaktur RI tersebut salah satunya disebabkan oleh pelonggaran restriksi di tengah penurunan kasus Covid-19 yang memungkinkan sektor manufaktur untuk kembali bertumbuh di bulan September 2021, setelah terkontraksi cukup dalam di Juli yakni 40,1.
Baca juga: Kemenkeu: Kenaikan PMI mengonfirmasi manufaktur akan terus meningkat
Baca juga: Kemenperin: PMI manufaktur RI pada September 2021 lampaui China
Baca juga: Menko Airlangga: Inflasi terkendali diiringi naiknya demand manufaktur
PMI Manufaktur Indonesia kembali mencatatkan ekspansi yang sangat kuat ke level 52,2 di September 2021, dari yang sebesar 43,7 pada Agustus.
"Dengan penanganan dan pengendalian pandemi yang cukup baik ini, kita berhasil mendorong peningkatan kinerja industri manufaktur yang cepat juga. PMI Manufaktur Indonesia kembali mengalami ekspansi lebih cepat, saya ulangi, lebih cepat dari masa PSBB," katanya dalam konferensi pers daring mengenai perkembangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jakarta, Senin.
Luhut juga menyebutkan kinerja PMI Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di ASEAN.
"Saya ulangi, kinerja PMI Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di ASEAN," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan terkendalinya pandemi Covid-19 mendorong pemulihan konsumsi yang cepat. Berdasarkan data survei yang diperoleh pemerintah, indeks nilai belanja provinsi Jawa Timur, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta juga sudah mendekati kondisi pra pandemi.
Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan September mencapai 52,2, melonjak dari angka 43,7 pada Agustus 2021, yang menunjukkan industri tengah berekspansi dan pencapaian itu melampaui China.
PMI Indonesia pada September 2021 itu melampaui capaian negara Asia lainnya seperti China (50) dan Jepang (51,5), serta menjadi yang tertinggi di antara negara ASEAN lainnya seperti Singapura (52,1), Malaysia (48,1), Thailand (48,9), Filipina (50,9), maupun Vietnam (40,2).
Perbaikan PMI Manufaktur RI tersebut salah satunya disebabkan oleh pelonggaran restriksi di tengah penurunan kasus Covid-19 yang memungkinkan sektor manufaktur untuk kembali bertumbuh di bulan September 2021, setelah terkontraksi cukup dalam di Juli yakni 40,1.
Baca juga: Kemenkeu: Kenaikan PMI mengonfirmasi manufaktur akan terus meningkat
Baca juga: Kemenperin: PMI manufaktur RI pada September 2021 lampaui China
Baca juga: Menko Airlangga: Inflasi terkendali diiringi naiknya demand manufaktur
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: