Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan mata uang dalam negeri menunjukkan penguatan 5 poin terhadap dolar AS, kurs Rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta pada Rabu pagi ini berada pada Rp9.042 dibanding sebelumnya Rp9.047.

Analis Asjaya Indosurya Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu, mengatakan, menguatnya rupiah salah satunya dipicu menurunnya data penjualan ritel di AS dan masih tingginya tingkat pengangguran.

"Kondisi makro yang stabil memicu pelaku pasar uang kembali menempatkan dananya ke dalam bentuk rupiah, setelah sebelumnya pelaku pasar banyak yang keluar dari rupiah," katanya.

Ia menambahkan, nilai tukar rupiah diproyeksikan akan kembali menguat pada perdagangan hari ini. Pasalnya, investor asing tampaknya masih mungkin untuk menempatkan dananya di dalam negeri.

"Diperkirakan penguatan kemarin akan berlanjut kendati sifatnya masih temporer. Tren bearish masih cukup kuat karena investor global cenderung dalam posisi cash untuk peluang yang lebih baik. Namun Kami optimis rupiah akan bergerak menguat," katanya.

Penguatan rupiah itu, lanjut dia, menunjukkan fundamental ekonomi kawasan Eropa dan AS sedikit berjalan lambat, maka pelaku pasar uang berpotensi menempatkan kembali dananya dalam bentuk rupiah.

"Penguatan rupiah memberikan sinyal positif ke depan dalam pertumbuhan ekonomi dalam negeri," ujarnya.

Dengan menguatnya rupiah, menandakan posisi dana asing masih berada di dalam negeri, sekaligus memberi keyakinan terhadap ekspektasi pertumbuhan fundamental ekonomi Indonesia sebesar 6,5 persen dapat tercapai.

"Sebelumnya banyak pelaku pasar keluar dari rupiah, untuk dialihkan dalam bentuk dolar AS, dan ada juga yang membeli emas sebagai salah satu intrumen investasi yang baik, sebagian lagi dalam bentuk cash," kata Reza.
(ZMF/B010)