Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin Nasution, mengatakan kebijakan untuk perubahan suku bunga BI belum mendesak untuk dilakukan segera, meski tekanan inflasi diperkirakan terus meningkat.

"Kita mereview kebijakan suku bunga satu kali sebulan. Kita tidak melihat ini situasi darurat sehingga kita harus melanggar jadwal yang sudah kita susun awal tahun ini," kata Darmin, usai rapat dengar pendapat di Komisi XI DPR RI Jakarta, Senin.

Dijelaskannya, kondisi ekonomi di Amerika Serikat (AS) yang mulai membaik membuat arus modal asing belakangan ini meninggalkan Indonesia, dan hal ini terlihat dari anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan lalu.

"Ini ada kaitannya juga dengan ekspektasi investor luar," kata Darmin.

Ditegaskannya, pembahasan mengenai kemungkinan perubahan BI rate tetap akan dilakukan pada awal Februari mendatang sesuai jadwal yang telah disusun BI.

Dalam kesempatan itu, Darmin juga menjelaskan beberapa penyebab target inflasi 2010 sebesar 4 hingga 6 persen tidak tercapai, antara lain karena anomali cuaca yang mengganggu produksi dan distribusi bahan pokok, serta pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari target.

"Inflasi indeks harga konsumen meningkat 6,96 persen, sementara bahan makanan meningkat 17,74 persen," katanya.
(T.D012/A023/P003)