Kupang (ANTARA News) - La Nina moderat atau fenomena alam basah saat ini sedang melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), sehingga menyebabkan hujan turun secara merata di wilayah kepulauan itu.

Hujan ini diperkirakan akan berlangsung hingga memasuki bulan Maret 2011, kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Klimatologi Klas II Lasiana Kupang, Ir Purwanto, di Kupang, Sabtu, terkait prakiraan cuaca di NTT.

"Sebagian wilayah Indonesia termasuk NTT hingga saat ini mengalami musibah banjir, tanah longsor dan puting beliung akibat penyimpangan (anomali) cuaca akibat interaksi atmosfer dan lautan sebagai faktor pengendali curah hujan," katanya.

Menurut dia, suhu permukaan laut di perairan Indonesia yang meningkat menyebabkan semakin intensifnya proses penguapan dan pembentukan awan yang berdampak pada peningkatan curah hujan.

"Curah hujan yang tinggi juga disebabkan oleh fenomena global yang disebut La Nina atau fenomena alam yang ditandai dengan kondisi suhu muka laut di perairan Samudra Pasifik ekuator berada di bawah nilai normalnya (dingin), sementara kondisi suhu muka laut di perairan Benua Maritim Indonesia berada di atas nilai normalnya (hangat)," katanya.

Ia mengatakan, kondisi suhu muka laut di Samudra Pasifik yang dingin menimbulkan tekanan udara tinggi, sementara kondisi hangat perairan Indonesia yang berada di sebelah barat pasifik menimbulkan tekanan udara rendah.

"Kondisi ini menyebabkan mengalirnya massa udara dari pasifik ke wilayah Indonesia. Aliran tersebut mendorong terjadinya konvergensi massa udara yang kaya uap air," katanya.

Akibatnya kata Purwanto, semakin banyak awan yang terkonsentrasi dan menyebabkan turunnya hujan yang lebih banyak (diperkirakan lebih dari 40 mm/bulan di atas rata-rata normalnya).

"Kecenderungan fenomena La Nina dalam musim penghujan 2010/2011 sebenarnya sudah diprediksi sejak awal musim kemarau. Hasil prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan sejumlah lembaga pemantau cuaca dunia seperti NOAA (USA), BOM (Australia), Jamstec (Jepang) menunjukkan adanya anomali suhu muka laut negatif," katanya.

La Nina katanya diprediksi akan terus dominan hingga Maret 2011 hingga selanjutnya menuju kondisi netral pada bulan April 2011.
(*)