Kendari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sulawesi Tenggara menyampaikan pergerakan saham di provinsi itu melaju signifikan nyaris tiga kali lipat seiring dengan perbaikan kondisi perekonomian.

Kepala Kantor Perwakilan BEI Sultra Ricky di Kendari, Jumat mengatakan kinerja pasar modal di provinsi itu kian tumbuh positif sering dengan perbaikan perekonomian untuk bangkit dari pandemi COVID-19.

"Rata-rata nilai transaksi saham pada tahun 2021 mencapai Rp205,719 miliar atau naik hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun 2020 yang tercatat Rp75,217 miliar," kata dia.

Dia menyebut, jumlah investor di Sultra setiap tahun juga terus mengalami peningkatan sejak BEI hadir di Sultra pada tahun 2016 silam.

Secara tahunan, lanjut Ricky, pertumbuhan jumlah investor tertinggi terjadi di tahun 2021 yang mencapai 77 persen. Jumlah investor di Sultra per 31 Agustus 2021 mencapai 10.808, data ini jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah investor di tahun sebelumnya yang tercatat 6.105.

Baca juga: BEI: Awal tahun ada tambahan 1.273 investor saham baru di Sultra


"Sepanjang tahun 2021, kenaikan tertinggi transaksi saham terjadi di bulan Juni. Peningkatannya mencapai 66,5 persen yakni dari Rp99,331 miliar di bulan Mei 2021 menjadi Rp149,370 miliar di bulan Juni 2021," jelasnya.

Menurutnya, beberapa faktor yang mendorong peningkatan tersebut yaitu kemudahan dan berbagai macam promo yang ditawarkan dalam pembukaan rekening saham, pola investasi yang beralih secara daring di masa pandemi, dan hadirnya galeri investasi yang ikut berkontribusi dalam melakukan edukasi pasar modal.

Ricky menyebut, mayoritas investor saham di Sulawesi Tenggara berasal dari kaum milenial dengan rentang usia 18 sampai 30 tahun sebanyak 6.983 atau mencapai 64,6 persen dari total investor saham di daerah ini. Meskipun demikian, dari sisi aset, investor dengan usia 40 tahun ke atas memiliki nilai aset saham yang jauh lebih besar.

Investor saham di Sultra hingga Agustus 2021 tersebar di kota-kota besar dengan akses jaringan internet yang cukup memadai di antaranya Kota Kendari 5.086 investor, Kabupaten Kolaka 1.959 investor, Kota Baubau 1.165 investor.


Baca juga: OJK Sultra: Jumlah investor pasar modal naik 102 persen saat pandemi

Selanjutnya, Kabupaten Muna 777 investor, Kabupaten Konawe 605 investor, dan Kabupaten Konawe Selatan 602 investor. Adapun jumlah investor di 11 kabupaten lainnya belum signifikan.

Dia mengatakan sumber daya pihaknya masih terbatas sehingga keterjangkauan beberapa daerah lainnya juga terbatas.

"Penyebab minimnya investor saham di beberapa daerah lainnya adalah karena kendala infrastruktur jaringan (internet) dan masyarakat belum terbuka terhadap investasi pasar modal atau lebih tertarik ke investasi konvensional. Namun, BEI akan tetap melakukan pendekatan di daerah-daerah tersebut," kata Ricky.


Baca juga: BEI sebut selama 2019 investor pasar modal di Sultra naik 70 persen

Baca juga: BEI Sultra targetkan 3.000 investor saham tahun ini