Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan dampak peningkatan utang Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia relatif terbatas karena kondisi domestik yang cukup berdaya tahan.

"Ketahanan domestik kita sekarang ini bisa menahan potensi dampak negatif dari isu global apapun," tutur Febrio dalam temu media secara daring di Jakarta, Jumat.

Maka dari itu, ia mengingatkan agar seluruh pihak harus semakin yakin apa pun yang terjadi di global, Indonesia bisa menahannya jika kondisi dalam negeri bisa terjaga dengan baik.

Perbaikan perekonomian Indonesia saat ini sudah terlihat dari meningkatnya Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia, berkurangnya kasus harian COVID-19, dan perbaikan mobilitas.

Dengan demikian, menurut Febrio, hal tersebut menjadi modal yang membedakan Indonesia dengan negara lain seperti Malaysia, Thailand, hingga Filipina.

"Kita terlihat prestasinya dibanding itu, jadi banyak negara meletakkan Indonesia di panggung yang lebih baik dalam konteks tujuan investasi dan stabilitas perekonomian," tambahnya,

Febrio menjelaskan sebenarnya isu peningkatan utang AS bukan yang pertama kali terjadi, mengingat Negeri Paman Sam memang menargetkan batasan utangnya dengan nominal, bukan rasio.

Saat peningkatan utang AS terjadi beberapa tahun lalu, perdebatan berbagai pemangku kebijakan di negara tersebut pun terjadi, sehingga sempat menurunkan peringkat utang AS dari AAA menjadi AA.

"Namun dahulu juga dampaknya terbatas dan kalaupun nantinya akan ada transmisi ke Indonesia, akan sangat terbatas," ucap Febrio.

Baca juga: Menkeu: Pemulihan yang inklusif dan berdaya tahan akan dorong ekonomi
Baca juga: Banggar DPR apresiasi kinerja pemerintah pulihkan perekonomian
Baca juga: Ketua LPS: Tapering Fed akan bawa dampak positif ke perekonomian RI