Jakarta (ANTARA) - Direktur Standarisasi Materi dan Metode Aparatur Negara Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Aris Heru Utomo mengatakan terdapat 15 buku teks materi pembinaan ideologi Pancasila yang sudah selesai dan sedang menunggu penetapan oleh Presiden Jokowi.

“BPIP telah menyelesaikan 15 buku teks yang berisi materi pembinaan ideologi Pancasila untuk PAUD, sekolah dasar, sekolah menengah, hingga perguruan tinggi, dan siap diajarkan. Saat ini sedang menunggu penetapan oleh presiden,” kata Aris ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta, Jumat.

Penyelesaian sebanyak 15 buku teks tersebut merupakan upaya BPIP untuk membumikan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda melalui pendekatan formal, yakni bangku pendidikan.

Baca juga: BPIP: Hari Kesaktian Pancasila ingatkan WNI agar waspada ideologi lain

Mengutip dari laman resmi BPIP, sebanyak120 tenaga ahli dari berbagai bidang dan lintas agama merupakan tim penyusun 15 Buku Ajar Pancasila. Struktur penyampaian materi akan terdiri atas 30 persen teori dan 70 persen praktik.

“Kami berusaha mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan,” ucap dia.

Menurut Aris, Pancasila tidak lagi menghadapi tantangan berupa pemberontakan-pemberontakan fisik seperti pada masa lalu. Saat ini, Pancasila menghadapi tantangan-tantangan baru seperti radikalisme, korupsi, kesenjangan keadilan sosial, dan ideologi transnasional yang marak berkembang di era digital.

BPIP menyadari bahwa generasi muda merupakan komponen terbesar penduduk Indonesia dan mayoritas aktif menggunakan media sosial. Mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila merupakan upaya pemerintah melalui BPIP untuk melindungi generasi muda dari paparan nilai-nilai ideologi transnasional yang berkembang di era digital.

Baca juga: Deputi Hukum BPIP dan Badan Keahlian DPR-RI Segera Wujudkan Aktualisasi Pancasila dalam UU

“Ideologi transnasional cenderung semakin meningkat, memasuki berbagai lini kehidupan masyarakat dengan berbagai cara. Karena itu, generasi muda harus memahami dan mengamalkan nilai Pancasila agar tidak terpengaruh,” tutur Aris.

Generasi muda akan menjadi penerus estafet kepemimpinan bangsa. Oleh sebab itu, penting bagi pemerintah untuk mencegah generasi muda terjerumus pada ideologi dengan nilai-nilai yang bertentangan dengan Pancasila.

“Mengganti Pancasila sama saja dengan mengubah NKRI. Mari kita bersama-sama membumikan nilai-nilai Pancasila di ruang publik dan meneguhkan Kesaktian Pancasila untuk persatuan dan kesatuan bangsa," kata Aris.

Baca juga: BPIP gandeng mahasiswa menggali nilai Pancasila dari karya seni