Jakarta (ANTARA) - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 13 Pal Merah Jakarta Barat memperketat penerapan protokol kesehatan (prokes) pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) hari ke dua.

Pihak sekolah memperlihatkan penambahan sarana dan prasarana kesehatan kepada awak media yang .berkunjung ke sekolah tersebut.

"Kita sudah siapkan "thermo gun", masker hingga wastafel di setiap sisi sekolah," kata Wakil Kepala Sekolah SMK 13 Subarno saat ditemui di kantornya, Jumat.

Baca juga: Menjelang PTM tahap dua, 72.500 siswa di Jakbar sudah divaksin

Untuk diketahui, SMK 13 menjadi salah satu sekolah pertama yang menjalani PTM tahap dua di Jakarta Barat.

Dari pantauan Antara di lokasi, terdapat dua "thermo gun" yang disiapkan di pintu utama sekolah.

Dua "thermo gun" itu, kata Subarno, disiapkan agar siswa dan guru tidak berkumpul saat mengecek suhu tubuh.

Baca juga: Pemkot Jakbar berharap orang tua tak khawatirkan anaknya ikuti PTM

Setelah itu, siswa langsung diarahkan ke masing-masing sekolah. Tercatat ada 20 ruangan kelas yang dipakai untuk kelas yang digunakan pihak sekolah saat PTM Jumat ini.

Per-kelasnya rata-rata hanya diisi oleh 18 murid. Hal tersebut sesuai dengan peraturan penerapan maksimal 50 persen jumlah siswa di kelas.

"Ada 20 ruangan untuk jumlah siswa di kelas 12. Jadi sekitar ada sekitar 356 siswa yang hadir," kata Subarno.

Di dalam kelas, para siswa juga diwajibkan berjaga jarak dan menggunakan masker selama pembelajaran tatap muka berlangsung.

Baca juga: Pemkot Jakbar perketat prokes dalam pembelajaran tatap muka tahap dua

Menurut Subarno, seluruh aktivitas di dalam sekolah selalu terpantau demi memastikan sesuai dengan prokes. Maka dari itu, pihaknya membentuk tim siaga COVID-19 untuk mengantisipasi adanya pelanggaran prokes di sekolah.

"Kita bentuk tim siaga COVID-19. Tugasnya adalah untuk memantau jangan sampe ada siswa berkerumun, apalagi misalnya saat istirahat kan itu kesempatan untuk ketemu teman," kata Subarno.

Setelah selesai PTM pun, pihaknya juga masih melakukan pemantauan agar siswa tidak berkerumun di luar sekolah.

Hal tersebut dilakukan dengan cara berkoordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja kelurahan dan Kecamatan agar membubarkan siswanya yang berkerumun.

Subarno berharap upaya ini dapat melindungi siswa dan murid dari paparan COVID-19 selama PTM berlangsung. Dia juga mengimbau kepada orang tua murid agar tetap mengingat peserta didik untuk menerapkan protokol kesehatan.