Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ini terkoreksi karena masih dibayangi sentimen pengurangan stimulus atau tapering oleh Bank Sentral Amerika Serikat The Fed.
Rupiah pagi ini bergerak melemah 12 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp14.325 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.313 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah hari ini karena sentimen tapering dan berkurangnya minat pasar terhadap aset berisiko," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Menurut Ariston, tapering yang merupakan langkah awal The Fed untuk mengetatkan kebijakan moneternya, masih mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya.
Indeks saham Eropa dan AS yang ditutup melemah pada perdagangan kemarin dan pagi ini indeks Asia juga bergerak melemah, menunjukkan menurunnya minat pasar terhadap risiko.
"Kekhawatiran pasar soal terhambatnya suplai energi ke perekonomian seperti yang terjadi di Inggris, Eropa dan China, mungkin menjadi salah satu pemicu penurunan minat pasar tersebut," ujar Ariston.
Dari dalam negeri, jumlah kasus harian COVID-19 pada Kamis (30/9/2021) bertambah 1.690 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,22 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 113 kasus, sehingga totalnya mencapai 141.939 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 2.848 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,04 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 36.141 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 91,08 juta orang dan vaksin dosis kedua 51,11 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke kisaran Rp14.350 per dolar AS dengan potensi penguatan di kisaran Rp14.300 per dolar AS.
Pada Kamis (30/9/2021) lalu, rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.313 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.293 per dolar AS.
Baca juga: Dolar AS jatuh dari tertinggi 1 tahun karena data lemah, konsolidasi
Baca juga: Emas melambung 34,1 dolar setelah "greenback" jatuh karena data suram
Baca juga: Rupiah lanjut melemah masih dibayangi "tapering" The Fed
Rupiah akhir pekan diperkirakan terkoreksi, masih dibayangi "tapering"
1 Oktober 2021 09:56 WIB
Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/ama.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: