Palembang (ANTARA) - Jumlah investor pasar modal di Sumatera Selatan meningkat signifikan selama pandemi COVID-19 hingga mencapai pertumbuhan 70 persen per Agustus 2021 jika dibandingkan tahun lalu.

Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (KPBEI) Sumatera Selatan Hari Mulyono di Palembang, Kamis, mengatakan, jumlah investor pasar modal di Sumsel mencapai 56.768 single investor identification (SID) per Agustus 2021 atau menempati urutan ke-9 di Indonesia.

"Tren peningkatan ini sebenarnya sudah terasa sejak tiga tahun terakhir. Bahkan saat pandemi justru Sumsel menjadi lumbung investor pasar modal di Indonesia," kata Hari.

Baca juga: BEI sebut investor milenial dominasi pasar modal Sulawesi Tengah

Kenaikan jumlah investor yang signifikan itu telah terlihat pada 2019, dengan besaran yang sama tumbuh lebih dari 50 persen.

Pertumbuhan investor di Sumsel, kata Hari, juga tak terlepas dari kondisi pandemi yang memaksa masyarakat lebih dekat dengan teknologi yang memudahkan dalam menangkap arus informasi, termasuk tentang pasar modal.

Pertumbuhan jumlah investor di Sumsel juga selaras dengan melonjaknya nilai transaksi di pasar saham.

BEI mencatat transaksi investor di pasar modal sudah mencapai Rp74,86 triliun per 31 Agustus 2021. Angka itu telah melampaui nilai total transaksi saham sepanjang tahun 2020 yang senilai Rp51,21 triliun.

Baca juga: Wapres ajak investor asing tidak ragu investasi di KIH Indonesia

Berdasarkan performa tersebut, KPBEI Sumsel meyakini bahwa target penambahan 25.000 investor baru pada tahun ini bisa terlampaui.

Menurutnya, pertumbuhan investor juga mencerminkan bahwa masyarakat di daerah lebih berani dan percaya diri untuk berinvestasi di pasar modal.

“Pemahaman terhadap pasar modal yang tadinya hanya untuk orang kaya kini mulai terkikis,” kata dia.