Jakarta (ANTARA News) - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla penerima penghargaan "lifetime achievement" membagi ilmunya tentang kepemimpinan kepada para hadirin pada malam penganugerahan Charta Politika Award itu.

"Rumusan `leadership` (kepemimpinan) adalah orang yang dapat memimpin orang lain untuk melakukan hal yang tidak suka. Kalau menyuruh mereka melakukan hal yang mereka suka itu namanya koordinator saja," kata Jusuf Kalla disambut tepuk tangan dan senyuman para undangan yang hadir dalam malam penghargaan yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu malam itu.

Ketua umum Palang Merah Indonesia itupun membagi tips dan trik saat dirinya harus membuat keputusan yang tidak populer ketika menjadi wakil presiden.

Menurut dia, dua lembaga yang harus diberi pemahaman yang mendetail tentang kebijakan Pemerintah yaitu pimpinan partai politik terutama oposisi dan pimpinan redaksi media massa.

"Pimpinan partai untuk amankan DPR dan pimpinan redaksi buat amankan rakyat," katanya disambut senyuman.

Ia juga mengatakan, dalam berkomunikasi haruslah tegas dan jujur dalam menyampaikan informasi. "Hubungan dengan media harus berdasarkan trust (kepercayaan) dan harus dipelihara karena saya tidak bisa bohong," katanya.

Iapun menambahkan, sebagai pemimpin sebaiknya lebih banyak menyampaikan informasi tanpa melalui juru bicara sebab bisa terjadi salah tafsir.

"Humas jangan sering-sering dipakai nanti salah tafsir. Kalau saya yang bilang bisa dipertanggungjawabkan makanya usai pengajian Jumatan saya selalu bersedia diajak bicara tentang apa saja. Kalau yang bicara itu jubir maka bisa saja salah tafsir," katanya.

Iapun menambahkan bagi seorang pemimpin harus berani membuat kebijakan meski keliru daripada sama sekali tidak membuat kebijakan.

"Rumusan pemimpin, pemimpin bisa dimaafkan kalau dia salah membuat kebijakan tapi tidak bisa dimaafkan kalau dia tidak membuat kebijakan," katanya.

Sementara itu, menurut Charta Politika, penghargaan ini diberikan kepada seorang tokoh yang memiliki kontribusi bagi perkembangan komunikasi politik dalam konstelasi politik di Indonesia.

Sosok mantan wakil presiden tersebut dinilai sebagai seorang pemimpin yang lugas, egaliter dan terbuka yang menjadikan kekuatan dalam kapasitasnya sebagai mediator konflik dan dikenal sebagai tokoh perdamaian.

Hadir pada acara itu penerima penghargaan Charta Politika Award yaitu untuk kategori kepala daerah Gubernur Sumatra Selatan Alex Nurdin, kategori pemimpin lembaga negara, Pimpinan KPK Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah, kategori pimpinan kementerian/lembaga pemerintah non kementerian Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.

Kemudian untuk kategori politisi dari partai oposisi, politisi asal PDIP Pramono Anung, katagori politisi dari partai koalisi, anggota DPR Priyo Budi Santoso, kategori LSM/pengamat yang berpengaruh di media selama 2010 yaitu Pengamat Politik Lembaga Survei Indonesia Burhanuddin Muhtadi.

Tokoh lain yang hadir yaitu Staf Khusus Presiden Bidang Otda Velix Wanggai dan anggota DPR Maruarar Sirait. (M041/B013/K004)