Jakarta (ANTARA) - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI, PT MRT Jakarta melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menginvestigasi insiden mati aliran listrik yang menyebabkan gangguan operasional pada Jumat (10/9).

Baca juga: Operasional MRT Jakarta terkendala karena gangguan listrik

“Kami juga akan me-launch penyelidikan eksternal melibatkan KNKT,” kata Direktur Utama MRT Jakarta William P Sabandar di Jakarta, Kamis.

Tak hanya itu, lanjut dia, pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Pemprov DKI Jakarta, serta meminta dukungan dari Pemerintah Jepang.

Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) untuk menurunkan tim ahlinya.

Ia menyebut insiden terputusnya aliran listrik diperkirakan akibat kerusakan pada satu titik sambungan kabel dari penyelidikan internal.

Meski begitu, William memastikan 20 sambungan kabel listrik di MRT Jakarta Fase I itu berfungsi baik dan dengan dibantu Perusahaan Listrik Negara (PLN), pihaknya memperkuat 20 sambutan kabel listrik itu.
​​​
Baca juga: Sabtu-Minggu ini, MRT beroperasi hingga pukul 19.00 WIB

“Insiden listrik itu di luar perhitungan teman yang melakukan operasi dan pemeliharaan. Terjadinya kerusakan pada satu titik join kabel yang seharusnya belum mengalami kerusakan. Jadi ini yang sedang kami lihat, sedang kami investigasi penyebabnya apa,” ucap William.

Pihaknya mengharapkan pada Oktober 2021, hasil penyelidikan internal sudah bisa diungkap.

Sebelumnya, operasional MRT Jakarta mengalami gangguan akibat insiden mati listrik pada Jumat (10/9) sekitar pukul 13.41 WIB.

Petugas kemudian mengevakuasi 305 penumpang yang saat itu berada di dalam kereta dan stasiun.

Baca juga: MRT selidiki penyebab gangguan listrik