Belajar kecerdasan buatan latih anak berpikir komputasional
30 September 2021 15:53 WIB
Wakil Direktur Lembaga Artificial Intelligence Center Indonesia (AiCI) Dr Baiq Hana Susanti di Jakarta, Selasa (28/9/2021). ANTARA/Indriani/am.
Jakarta (ANTARA) - Pakar kecerdasan buatan dari Lembaga Artificial Intelligence Center Indonesia (AiCI) Dr Baiq Hana Susanti mengatakan pembelajaran kecerdasan buatan atau AI sejak dini dapa melatih anak berpikir komputasional.
“Dengan pembelajaran AI sejak dini, anak dapat berpikir komputasional, cara berpikir yang logis, kritis dan analitik. Dengan belajar AI, anak-anak terbiasa dengan cara berpikir seperti itu,” ujar Baiq di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan pembelajaran AI berbeda dengan robotik, dalam pembelajaran AI yang dikembangkan adalah cara berpikir sementara pada robotik adalah produk.
Pembelajaran AI sejak dini, lanjut dia, juga dapat melatih kemampuan teknis maupun kemampuan nonteknis. Hal itu dikarenakan anak tidak hanya diajarkan untuk berpikir tapi juga melakukan perakitan.
Baca juga: Psikolog: Kegiatan mendongeng ransang kreativitas dan kecerdasan anak
Untuk jenjang pendidikan dasar, pembelajaran AI tersebut dilakukan dengan cara yang menyenangkan.Baru kemudian untuk jenjang pendidikan menengah, dikenalkan dengan bahasa pemograman.
Baiq Hana yang juga Wakil Direktur AiCI mengatakan pihaknya juga melakukan kerja sama dengan Sekolah Islam Terpadu Nurul Fikri bagi siswa tingkat Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT), Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT), dan Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMA IT) Nurul Fikri.
“Penjajakan kerjasama telah dimulai pada awal tahun 2020 dan sempat tertunda karena pandemi COVID-19 pada saat itu,” kata dia lagi.***3***
Baca juga: Melatih kreativitas dan kecerdasan emosional anak saat pandemi
Baca juga: Kecerdasan sosial anak berkurang apabila selalu di rumah
“Dengan pembelajaran AI sejak dini, anak dapat berpikir komputasional, cara berpikir yang logis, kritis dan analitik. Dengan belajar AI, anak-anak terbiasa dengan cara berpikir seperti itu,” ujar Baiq di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan pembelajaran AI berbeda dengan robotik, dalam pembelajaran AI yang dikembangkan adalah cara berpikir sementara pada robotik adalah produk.
Pembelajaran AI sejak dini, lanjut dia, juga dapat melatih kemampuan teknis maupun kemampuan nonteknis. Hal itu dikarenakan anak tidak hanya diajarkan untuk berpikir tapi juga melakukan perakitan.
Baca juga: Psikolog: Kegiatan mendongeng ransang kreativitas dan kecerdasan anak
Untuk jenjang pendidikan dasar, pembelajaran AI tersebut dilakukan dengan cara yang menyenangkan.Baru kemudian untuk jenjang pendidikan menengah, dikenalkan dengan bahasa pemograman.
Baiq Hana yang juga Wakil Direktur AiCI mengatakan pihaknya juga melakukan kerja sama dengan Sekolah Islam Terpadu Nurul Fikri bagi siswa tingkat Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT), Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT), dan Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMA IT) Nurul Fikri.
“Penjajakan kerjasama telah dimulai pada awal tahun 2020 dan sempat tertunda karena pandemi COVID-19 pada saat itu,” kata dia lagi.***3***
Baca juga: Melatih kreativitas dan kecerdasan emosional anak saat pandemi
Baca juga: Kecerdasan sosial anak berkurang apabila selalu di rumah
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: