Saham Korsel naik, namun catat rugi bulanan terbesar sejak Maret 2020
30 September 2021 15:26 WIB
Ilustrasi - Seorang pekerja melintas di depan monitor pergerakan naik indeks KOSPI, Bursa Saham Seoul, Korea Selatan. ANTARA/REUTERS/am.
Seoul (ANTARA) - Saham-saham Korea Selatan ditutup menguat pada Kamis, tetapi mengakhiri September 4,31 persen lebih rendah dalam penurunan bulanan terbesar sejak Maret 2020, karena investor menilai dampak meroketnya biaya-biaya energi terhadap inflasi dan aksi jual luas di saham teknologi.
Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) naik 8,55 poin atau 0,28 persen, menjadi berakhir di 3.068,82 poin.
KOSPI telah meningkat 6,80 persen sepanjang tahun ini, tetapi kehilangan 4,6 persen dalam 30 sesi perdagangan sebelumnya.
Sejumlah risiko penurunan termasuk krisis utang China Evergrande, krisis listrik di China dan masalah utang di Amerika Serikat mengaburkan prospek saham Korea Selatan, meningkatkan volatilitas di pasar, kata Lee Kyoung-min, seorang analis di Daishin Securities, dilansir Reuters.
Di antara saham-saham kelas berat, raksasa teknologi Samsung Electronics diperdagangkan datar dan rekannya SK Hynix melonjak 3,00 persen, sementara LG Chem naik 1,17 persen dan Naver menguat 0,26 persen.
Investor asing adalah pembeli bersih saham senilai 34,8 miliar won (29,50 juta dolar AS) di papan utama.
Won dikutip pada 1.184,0 per dolar di platform penyelesaian dalam negeri, melemah 0,19 persen dari Rabu (29/9/2021) di 1.181,8. Di perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.184,1 per dolar, naik 0,3 persen. Won telah kehilangan 8,3 persen terhadap dolar sepanjang tahun ini.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah Korea 3-tahun yang paling likuid turun 1,5 basis poin menjadi 1,594 persen, dan imbal hasil obligasi Korea 10-tahun yang jadi acuan naik 1,1 basis poin menjadi 2,237 persen.
Baca juga: Saham Jepang rugi 4 hari beruntun, Nikkei ditutup merosot 0,31 persen
Baca juga: Saham China dibuka menguat, bangkit dari kerugian sesi sebelumnya
Baca juga: IHSG berpotensi menguat ikuti kenaikan bursa saham global
Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) naik 8,55 poin atau 0,28 persen, menjadi berakhir di 3.068,82 poin.
KOSPI telah meningkat 6,80 persen sepanjang tahun ini, tetapi kehilangan 4,6 persen dalam 30 sesi perdagangan sebelumnya.
Sejumlah risiko penurunan termasuk krisis utang China Evergrande, krisis listrik di China dan masalah utang di Amerika Serikat mengaburkan prospek saham Korea Selatan, meningkatkan volatilitas di pasar, kata Lee Kyoung-min, seorang analis di Daishin Securities, dilansir Reuters.
Di antara saham-saham kelas berat, raksasa teknologi Samsung Electronics diperdagangkan datar dan rekannya SK Hynix melonjak 3,00 persen, sementara LG Chem naik 1,17 persen dan Naver menguat 0,26 persen.
Investor asing adalah pembeli bersih saham senilai 34,8 miliar won (29,50 juta dolar AS) di papan utama.
Won dikutip pada 1.184,0 per dolar di platform penyelesaian dalam negeri, melemah 0,19 persen dari Rabu (29/9/2021) di 1.181,8. Di perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.184,1 per dolar, naik 0,3 persen. Won telah kehilangan 8,3 persen terhadap dolar sepanjang tahun ini.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah Korea 3-tahun yang paling likuid turun 1,5 basis poin menjadi 1,594 persen, dan imbal hasil obligasi Korea 10-tahun yang jadi acuan naik 1,1 basis poin menjadi 2,237 persen.
Baca juga: Saham Jepang rugi 4 hari beruntun, Nikkei ditutup merosot 0,31 persen
Baca juga: Saham China dibuka menguat, bangkit dari kerugian sesi sebelumnya
Baca juga: IHSG berpotensi menguat ikuti kenaikan bursa saham global
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: