Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Jepang berakhir turun tajam pada Rabu, mengikuti penurunan di Wall Street yang terpukul oleh kekhawatiran meningkatnya inflasi, sementara investor menunggu pemilihan kepemimpinan partai yang berkuasa yang akan memutuskan perdana menteri Jepang berikutnya.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) anjlok 2,12 persen atau 639,67 poin menjadi ditutup pada 29.544,29 poin, terendah sejak 3 September. Indeks kehilangan sebagian besar kenaikan setelah Perdana Menteri Yoshihide Suga menawarkan untuk mundur pada tanggal tersebut.

Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas kehilangan 2,09 persen atau 43,48 poin menjadi menetap di 2.038,29 poin.

Indeks S&P 500 di Wall Street merosot 2,04 persen, penurunan satu hari terbesar sejak Mei, karena kekhawatiran yang mendalam tentang inflasi telah mengangkat biaya pinjaman AS.

Hanya beberapa menit setelah pasar Tokyo ditutup, Fumio Kishida terpilih sebagai pemimpin baru Partai Demokrat Liberal yang berkuasa, setelah putaran kedua bersama Taro Kono karena keduanya tidak memperoleh suara mayoritas dalam pemungutan suara awal, yang dimulai pada hari sebelumnya.

"Investor ingin memastikan siapa yang akan menjadi perdana menteri berikutnya sebelum mereka mulai bertaruh," kata Takatoshi Itoshima, ahli strategi di Pictet Asset Management.

“Fokusnya adalah bagaimana pasar akan bereaksi terhadap hasil pemilihan. Dengan penurunan besar di Topix pagi ini, bank sentral dapat intervensi untuk mendukung pasar."

Saham-saham teknologi kelas berat memimpin penurunan, dengan Tokyo Electron tergelincir 5,27 persen, Daikin Industries kehilangan 4,15 persen dan Advantest anjlok 5,64 persen.

Perusahaan energi terbarukan Renova berubah arah menjadi kehilangan 3,05 persen setelah Kishida memenangkan lebih banyak suara daripada Kono dalam pemungutan suara awal. Kemenangan Kono terlihat positif untuk perusahaan energi terbarukan dan saham terkait digitalisasi serta negatif untuk perusahaan tenaga listrik.

Saham-saham terkait perjalanan berkinerja lebih baik didukung harapan lonjakan permintaan, karena pemerintah berencana untuk mencabut keadaan darurat virus corona di semua wilayah pada Kamis (30/9/2021) untuk pertama kalinya dalam hampir enam bulan.

Saham sektor maskapai penerbangan melonjak 2,55 persen, sementara semua sektor lain di antara 33 sub-indeks industri di Bursa Efek Tokyo turun.

Baca juga: Saham Jepang anjlok ikuti Wall Street, investor pantau hasil pemilu
Baca juga: Saham Jepang ditutup merosot, Indeks Nikkei tergerus 0,19 persen
Baca juga: Saham Jepang jatuh terseret pembuat chip dan jasa pengiriman