Seoul (ANTARA) - Saham-saham Korea Selatan (Korsel) berakhir turun tajam pada perdagangan Rabu, setelah mencapai level terendah harian dalam enam bulan di tengah aksi jual yang melanda saham kelas berat teknologi di tengah kekhawatiran atas meluasnya krisis listrik di China.

Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan (KOSPI) merosot 1,22 persen atau 37,65 poin menjadi menetap di 3.060,27 poin, setelah tergelincir sebanyak 2,17 persen ke level terendah sejak 29 Maret di awal sesi. Indeks ditutup 1,14 persen lebih rendah sehari sebelumnya.

Saham raksasa chip memimpin kerugian dalam indeks acuan, dengan Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing terpangkas 2,88 persen dan 3,38 persen, di tengah prospek suram chip oleh Micron Technology.

Perusahaan platform daring Naver dan Kakao masing-masing melemah 1,40 persen dan 0,85 persen.

Baca juga: Saham Korsel jatuh, pasar khawatir Evergrande dan krisis listrik China

Ketiga indeks utama saham AS ditutup melemah tajam pada Selasa (28/9/2021), dengan saham teknologi yang sensitif terhadap suku bunga dan saham yang berdekatan dengan teknologi mendapat tekanan paling berat.

Krisis pasokan listrik China, yang telah menutup pabrik-pabrik di seluruh negeri, dapat menimbulkan ancaman yang jauh lebih besar terhadap ekonomi daripada krisis utang di Evergrande Group.

Ekspor Korea Selatan kemungkinan meningkat pada September untuk bulan ke-11 berturut-turut, jajak pendapat Reuters menunjukkan pada Rabu, didukung oleh peningkatan penjualan barang-barang utama meskipun hari kerja lebih sedikit dan efek dasar memudar dari kemerosotan perdagangan tahun lalu.

Investor asing adalah penjual bersih saham senilai 657,9 miliar won (557,72 juta dolar AS) di papan utama.

Mata uang lokal won berakhir pada 1,181,8 per dolar di platform penyelesaian dalam negeri, 0,22 persen lebih tinggi dari penutupan sebelumnya. Sementara di perdagangan luar negeri won dikutip pada 1,182,6 per dolar.

Baca juga: Saham Australia jatuh, pasar khawatir inflasi dan pelambatan ekonomi

Baca juga: Saham Jepang anjlok ikuti Wall Street, investor pantau hasil pemilu