Jakarta (ANTARA) - Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Pendampingan Pengelolaan Data Bencana dan Sistem Informasi menggunakan wahana nirawak untuk pengambilan data pemetaan bencana sebagai kaji cepat di Sulawesi Tengah.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, menyampaikan wahana nirawak dapat digunakan untuk seluruh fase penanggulangan bencana.

"Wahana nirawak dapat dimanfaatkan pada seluruh fase bencana, sebelum bencana dipergunakan untuk pengkajian risiko bencana, saat bencana untuk pemetaan daerah terdampak, dan pada pascabencana dapat difungsikan untuk memantau proses rehabilitasi dan rekonstruksi," ujar Aam, panggilan akrabnya.

Baca juga: 10 ribu relawan COVID-19 di tujuh kota se-Indonesia dilatih BNPB

Wahana nirawak, selain dapat digunakan sebagai dokumentasi foto dan video, juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan peta. Oleh karena itu, penggunaannya perlu untuk terus menerus dipraktikkan agar terbiasa menggunakannya dan dapat menghasilkan yang lebih baik.

Aam menjelaskan pemanfaatan wahana nirawak sangat dibutuhkan untuk mengefektifkan penanganan bencana.

"Kami mengadakan pelatihan wahana nirawak agar ketika di daerah terjadi bencana, teman-teman dapat melakukan pemetaan dengan cepat, sehingga BNPB dapat mengestimasi bantuan yang akan diberikan, mengetahui lokasi terdampak dan tantangan apa dalam perjalanan menuju lokasi," ujar Aam.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah Datu Pamusu mengatakan hasil dari pemanfaatan wahana nirawak sangat penting untuk memperkuat data bencana.

"Data itu sangat penting buat kita, terutama data yang berkaitan dengan kebencanaan, karena kalau data kita bermasalah data yang tidak ter-update setiap saat bisa juga implikasinya salah, fungsi wahana nirawak untuk melengkapi pendataan terkait kebencanaan," imbuhnya.

Baca juga: Antisipasi bencana, BNPB minta pemda Sulsel tanam pohon rita

Baca juga: Relawan COVID-19 Sulsel bertambah 1000 orang


Peserta kegiatan ini ada 34 orang dari perwakilan BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota se Sulawesi Tengah, menghadirkan narasumber dari BNPB, Komunitas Drone APDI, AirNAV dan LIPI.

Kegiatan digelar pada 28 September-1 Oktober 2021 diisi dengan pemberian materi di dalam kelas tentang pengelolaan data dan informasi kebencanaan, praktik penggunaan dan perizinan pengoperasian wahana nirawak, pengolahan foto dan video hasil wahana nirawak, serta penyajian data informasi melalui infografis.