Manokwari (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat memfokuskan pelaksanaan program pemberian obat secara massal untuk mencegah penularan penyakit filariasis atau kaki gajah dan kecacingan di sembilan daerah.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Otto Parorongan di Manokwari, Rabu, tahun ini program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis dilaksanakan di Kota Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan, Kabupaten Sorong, Kota Sorong, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Fakfak, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Maybrat, dan Kabupaten Tambraw.

Ia mengatakan bahwa Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat berkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten dan kota dalam menyiapkan puskesmas untuk melaksanakan POPM Filariasis pada Oktober 2021.

Kepala Dinas Kesehatan mengimbau warga berusia dua sampai 70 tahun di sembilan daerah sasaran POPM diajak mendatangi puskesmas untuk bersama-sama minum obat pencegah penyakit kaki gajah.

"Masyarakat Papua Barat harus bebas dari penyakit kaki gajah dan kecacingan. Lindungi keluarga kita sekarang, jangan sampai terinfeksi penyakit ini," katanya.

Otto menjelaskan, Dinas Kesehatan juga akan melakukan survei untuk mengecek penularan filariasis di Kabupaten Teluk Wondama, Raja Ampat, dan Sorong Selatan, yang dalam lima putaran pelaksanaan POPM sudah mencapai target cakupan minimal 65 persen.

"Kita berharap tiga kabupaten ini lulus survei awal, karena jika tidak lulus maka akan mengulang dua putaran lagi," katanya.

Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Edi Sunandar mengatakan bahwa 12 dari 13 kabupaten dan kota di wilayah Papua Barat yang tergolong daerah endemis filariasis melaksanakan POPM filariasis.

"Kabupaten Pegunungan Arfak tidak melaksanakan POPM karena dari hasil survei awal tidak ditemukan mikrofilaria, sedangkan 12 kabupaten/kota lainnya dinyatakan endemis filariasis," katanya.

Filariasis atau kaki gajah adalah pembengkakan tungkai yang terjadi akibat infeksi yang disebabkan oleh cacing filaria. Parasit yang menyebabkan filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Edi menjelaskan, penularan penyakit itu bisa dicegah dengan melindungi diri dari gigitan nyamuk dan meminum obat pencegah filariasis.

"Upaya pencegahan dapat dilakukan pula dengan POPM untuk sasaran penduduk usia dua sampai 70 tahun untuk membunuh cacing filaria dan cacing usus di tubuh manusia," katanya.

Guna memutus mata rantai penularan filariasis, ia mengatakan, minimal 65 persen penduduk Papua Barat harus minum obat pencegah filariasis secara bersama sama dalam lima putaran.

"Obat pencegahan filariasis juga bisa membunuh cacing usus, sehingga berdampak pula dalam pencegahan kasus stunting," katanya.

Dinas Kesehatan Papua Barat mencatat 620 kasus kronis filariasis atau kaki gajah dan kecacingan di wilayah kerjanya dari tahun 2015 sampai 2021.

Baca juga:
Upaya eliminasi filariasis di Papua Barat tetap berjalan saat pandemi
236 kabupaten-kota tergolong daerah endemis penyakit kaki gajah