Jakarta (ANTARA News) - Kisaran harga saham PT Garuda Indonesia yang ditawarkan sebesar Rp750 hingga Rp1.100 dianggap menarik dan sudah mencerminkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan itu dalam menghasilkan laba.

Pengamat pasar modal David Ferdinandus di Jakarta, Senin, mengatakan, saham perusahaan penerbangan komersil yang akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu diprediksi akan bagus karena sudah merefleksikan nilai rasio pada industri itu.

"Dengan price earning ratio (PER) sebesar 32 kali itu dianggap dapat memberikan apresiasi kepada investor," ujarnya.

Ia menambahkan, dibandingkan perusahaan lain pada industri sejenis dengan PER berada pada 30-an kali, PER Garuda sebesar 32 kali adalah wajar.

Sementara itu, Managing Research Indosurya Securities, Reza Priyambada, mengatakan bahwa kisaran harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) Garuda akan mengundang minat investor untuk membeli sahamnya.

"Dengan harga sebesar itu, saya kira akan banyak mengundang minat investor. Harga ini sudah berdasarkan persetujuan pemerintah sebagai pemegang saham," ujarnya.

Ia menambahkan, Garuda mempunyai citra yang kuat sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan emiten sektor penerbangan pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI). IPO Garuda Indonesia ini tentunya akan banyak mengundang ketertarikan bagi kalangan investor.

Selain itu, lanjut dia, saham Garuda dapat memicu pergerakkan saham sektor transportasi yang selama ini kurang aktif diperdagangkan di BEI.

"Pergerakkan beberapa saham sektor transportasi yang ada saat ini memang kurang likuid. Diprediksi saham garuda nanti tidak akan sederas pergerakkan harga saham sektor komoditas," ujarnya.

Ia menambahkan, diharapkan dengan Garuda mencatatkan sahamnya di BEI memberi angin positif pada sektor transportasi agar lebih likuid.

"Seiring pertumbuhan masyarakat Indonesia yang terus tumbuh, tranportasi udara akan menjadi incaran masyarakat sebagai transportasi yang efektif," kata dia.

PT Garuda Indonesia berencana melepas 28,93 persen saham atau sekitar 9,41 miliar lembar saham pada IPO 11 Februari 2011. Jumlah saham itu termasuk divestasi saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 7,54 persen.

Dari aksi korporasi ini, perseroan berharap mendapatkan sekitar 500 juta dolar AS.

Rencananya, sebanyak 80 persen saham dari hasil IPO itu akan digunakan untuk pengembangan armada baru yakni 10 pesawat B737-800 NG, 10 B777 dan 6 A330-200, serta 5 pesawat tipe "narrow-body" untuk Citilink dan 5 tipe Sub-100.

Dan sisanya sebesar 20 persen akan digunakan untuk membiayai modal Garuda yang diperlukan untuk pengembangan usaha.

Harga saham perdana Garuda akan ditetapkan pada 25 Januari 2011. Penetapan dilakukan setelah managemen melakukan masa penawaran awal atau book-building yang akan dilakukan pada 13 hingga 24 Januari 2011.
(T.KR-ZMF/A023/P003)