Medan (ANTARA News) - Sekelompok massa menamakan diri Muda-mudi Batak berunjuk rasa di gedung DPRD Provinsi Sumatera Utara di Medan, Senin, menolak rencana penganugerahan gelar Raja Batak kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam aksinya yang hanya berlangsung beberapa saat itu pengunjuk rasa, yang berjumlah sekitar puluhan orang, mengusung spanduk-spanduk dan poster-poster yang pada intinya berisi penolakan mereka atas rencana penganugerahan gelar Raja Batak kepada Presiden Yudhoyono.

Massa juga membawa sejumlah spanduk bertuliskan penolakan politisasi budaya Batak, termasuk gambar tokoh pahlawan nasional Sisingamangaraja XII

Pimpinan aksi Batler Situmorang dalam orasinya menyatakan, Presiden Yudhoyono tidak pantas mendapat gelar sebagai Raja Batak, apalagi rencana penganugerahan gelar tersebut tak melibatkan seluruh unsur dalam etnis itu.

Ia juga menilai ajang penganugerahan gelar itu merupakan eksploitasi terhadap budaya Batak dan tidak pantas dilakukan. Penganugerahan gelar dinilai hanya dimaksudkan untuk kepentingan kelompok tertentu, khususnya untuk kepentingan mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden TB Silalahi.

"TB Silalahi jangan menjual orang Batak kepada SBY," ujarnya.

Dalam pernyataan sikapnya, Muda-mudi Batak menilai budaya Batak selama ini hanya dijadikan ajang kepentingan kelompok dan politik semata.

Budaya Batak, menurut mereka, harus asli dan murni dari noda-noda kepentingan politik.

"Untuk itu kami menolak keras penabalan SBY menjadi Raja Batak," tegas mereka.

Aksi yang mendapat pengawalan dari aparat kepolisian itu berlangsung tertib dan massa membubarkan diri meski tidak sempat diterima anggota DPRD Sumut.

Rencananya, Presiden Yudhoyono akan dianugerahi gelar Raja Batak dalam acara peresmian Museum Batak di Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Selasa (18/1).(*)

R014/E001