Jakarta (ANTARA) - Ketua Laboratorium Intervensi Sosial dan Krisis, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia Dicky Chresthover Pelupessy mengingatkan masyarakat untuk sadar untuk memelihara kesehatan mental di masa pandemi COVID-19.

"Sebetulnya dampak yang tidak terekspos kesehatan mental, terus menerus cemas, tidak bebas. Harus diingat kita lakukan sesuatu untuk kesehatan mental kita," ujar Dicky dalam gelar wicara “Waspada Gelombang Ketiga: Bijak Bepergian Cegah Penularan” secara daring diikuti dari Jakarta, Selasa.

Dicky mengatakan hal itu bisa dilakukan dengan hal-hal mudah seperti menyediakan waktu bersantai, memandangi tanaman, maupun melakukan group call secara virtual sebagai bagian dari beradaptasi.

"Banyak teknologi berkembang untuk merespon wabah ini, yang penting harus niat menjaga kesehatan mental dan relasi sosial," ujar Dicky.

Dia mengatakan proses beradaptasi dengan kebiasaan baru ini sebagai bagian dari mengurangi risiko COVID-19 yang merupakan faktor eksternal, sebagai investasi sehat.

Disamping itu masyarakat mau tidak mau harus menjadi kebiasaan mengurangi risiko paparan virus tersebut menjadi kebiasaan.

"Yang harus kita lihat untuk patuh protokol kesehatan. Tentu harus ada pesan yang terus menerus disampaikan dan upaya mitigasi dengan PeduliLindungi," ujar dia.

Selain itu Dicky mengatakan masyarakat perlu memanfaatkan modal sosial Gotong-royong untuk mendorong lingkungan terkecil seperti keluarga hingga Satuan Tugas lingkungan RT dan RW melakukan protokol kesehatan dan saling mengingatkan sesama.

Baca juga: Penelitian sebut vaksin COVID-19 turunkan masalah kesehatan mental

Baca juga: Ada enam kebiasaan yang memperburuk mental saat pandemi

Baca juga: Psikolog UI: 'Well being' kunci kesehatan mental di masa pandemi