Ahli: Vaksinasi tekan kasus COVID-19 jadikan pandemi ke endemi
28 September 2021 15:42 WIB
Petugas menyuntik vaksin ke seorang pelajar di dermaga Kota Jayapura, Papua, Senin (13/9/2021). TNI Angkatan Laut bersama Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) menggelar vaksinasi dengan target 10 ribu perhari. ANTARA FOTO/Indrayadi TH/pras.
Jakarta (ANTARA) - Ahli Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dr Iwan Ariawan menyatakan cakupan vaksinasi yang tinggi dapat menekan kasus COVID-19, menjadikan situasi pandemi ke endemi.
"Banyak negara melonggarkan setelah cakupan vaksinasi 80 persen, karena itu yang paling bisa dilihat, sekian persen penduduk punya kekebalan dan angkanya bisa dikontrol," ujar Iwan dalam gelar wicara “Waspada Gelombang Ketiga: Bijak Bepergian Cegah Penularan” secara daring diikuti dari Jakarta, Selasa.
Selain itu cara menekan kasus COVID-29 dengan mematuhi protokol kesehatan dan testing serta tracing yang tinggi dari pemerintah, serta masyarakat yang mau diisolasi dan di-tracing jika kemungkinan terpapar.
Saat kasus tersebut menjadi endemi, Iwan mengatakan tidak bisa mengharapkan kasus COVID-19 hilang, namun setidaknya dapat membuka aktivitas yang selama ini mengalami pembatasan.
Oleh karenanya sebisa mungkin skenario terjelek adanya gelombang ketiga COVID-19 tidak terjadi, agar aktifitas tetap berjalan. Selain itu, penekanan kasus COVID-19 tersebut juga akan mempengaruhi hubungan diplomatik yang baik dengan negara tetangga.
"Termasuk perbatasan internasional. Jika sudah rendah, kita bisa punya hubungan internasional dengan negara tetangga jika vaksinasi sudah baik," kata Iwan.
Baca juga: Presiden Jokowi : Perlu siapkan transisi dari pandemi ke endemi
Baca juga: BNPB: Pengendalian pandemi COVID-19 jadi pengubah situasi ke endemi
Baca juga: Reisa: Vaksinasi COVID-19 syarat penting transisi pandemi jadi endemi
#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3M #vaksinmelindungikitasemua
"Banyak negara melonggarkan setelah cakupan vaksinasi 80 persen, karena itu yang paling bisa dilihat, sekian persen penduduk punya kekebalan dan angkanya bisa dikontrol," ujar Iwan dalam gelar wicara “Waspada Gelombang Ketiga: Bijak Bepergian Cegah Penularan” secara daring diikuti dari Jakarta, Selasa.
Selain itu cara menekan kasus COVID-29 dengan mematuhi protokol kesehatan dan testing serta tracing yang tinggi dari pemerintah, serta masyarakat yang mau diisolasi dan di-tracing jika kemungkinan terpapar.
Saat kasus tersebut menjadi endemi, Iwan mengatakan tidak bisa mengharapkan kasus COVID-19 hilang, namun setidaknya dapat membuka aktivitas yang selama ini mengalami pembatasan.
Oleh karenanya sebisa mungkin skenario terjelek adanya gelombang ketiga COVID-19 tidak terjadi, agar aktifitas tetap berjalan. Selain itu, penekanan kasus COVID-19 tersebut juga akan mempengaruhi hubungan diplomatik yang baik dengan negara tetangga.
"Termasuk perbatasan internasional. Jika sudah rendah, kita bisa punya hubungan internasional dengan negara tetangga jika vaksinasi sudah baik," kata Iwan.
Baca juga: Presiden Jokowi : Perlu siapkan transisi dari pandemi ke endemi
Baca juga: BNPB: Pengendalian pandemi COVID-19 jadi pengubah situasi ke endemi
Baca juga: Reisa: Vaksinasi COVID-19 syarat penting transisi pandemi jadi endemi
#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3M #vaksinmelindungikitasemua
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021
Tags: