Seoul (ANTARA) - Saham-saham Korea Selatan (Korsel) ditutup melemah pada perdagangan Selasa, sejalan dengan pasar Asia yang lebih luas di tengah kekhawatiran berkepanjangan atas nasib China Evergrande Group dan dampak potensial dari meluasnya kekurangan listrik di China.

Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) jatuh 1,14 persen atau 35,72 poin menjadi berakhir di 3.097,92 poin. Indeks acuan terdongkrak 0,27 persen atau 8,40 poin lebih tinggi sehari sebelumnya.

Perusahaan raksasa chip memimpin penurunan indeks acuan, dengan Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing merosot 1,80 persen dan 0,96 persen, serta Naver dan Kakao masing-masing turun 2,61 persen dan 2,08 persen.

Tanpa mengacu pada pengembang Evergrande yang sedang sakit, bank sentral China berjanji untuk melindungi konsumen yang terpapar pasar perumahan pada Senin (27/9/2021) dan menyuntikkan lebih banyak uang ke dalam sistem perbankan.

Baca juga: Saham Korsel ditutup menguat, indeks KOSPI terangkat 0,27 persen

Sementara itu m​​​​eluasnya kekurangan listrik di China menghentikan produksi di sejumlah pabrik termasuk pemasok ke Apple Inc dan Tesla Inc serta diperkirakan akan memukul sektor manufaktur negara itu dan rantai pasokan terkait.

Melemahkan selera risiko lebih lanjut adalah melonjaknya imbal hasil obligasi pemerintah AS yang menyentuh level tertinggi tiga bulan semalam, menyusul sinyal Federal Reserve (Fed) pekan lalu bahwa pembelian obligasi dapat dikurangi pada awal November.

Investor asing adalah pembeli bersih saham senilai 10,7 miliar won (9,07 juta dolar AS) di papan utama.

Won berakhir pada 1.184,4 per dolar di platform penyelesaian dalam negeri, 0,64 persen lebih rendah dari penutupan sebelumnya dan menandai penutupan terendah sejak pertengahan September tahun lalu. Di perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.184,2 per dolar, turun 0,5 persen dari sehari sebelumnya.

Baca juga: Saham di Korsel naik dipicu pembelian asing