Dumai (ANTARA News) - Sejumlah warga masyarakat yang berada di pulau terluar yakni Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, Riau, mengeluhkan susahnya jaringan telekomunikasi jarak jauh.

"Kondisi ini juga tentunya sangat berpengaruh terhadap perekonomian kami," kata seorang warga Kecamatan Rupat Utara, Suyatno, yang ditemui di sela kunjungan tiga Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Sabtu.

Suyatno mengungkapkan, susahnya jaringan telekomunikasi di daerahnya membuat dirinya kesulitan dalam menjual hasil tani yang rata-rata merupakan kelapa sawit.

"Di sini hanya ada beberapa pemborong (agen) yang memasarkan hasil panen kelapa sawit ke Kota Dumai dan beberapa daerah lainnya.

Untuk mendatangkan mereka, terkadang perlu diinformasikan lewat telepon. Nah, karena susahnya jaringan di sini, terkadang buahnya sudah pada busuk mereka baru datang menjemput," katanya.

Akibat buah yang sudah terlanjur membusuk, katanya, pemborong kemudian menawar hasil panen para petani seperti dirinya dengan harga yang sangat miring.

"Kalau normalnya Rp1.000, mereka hanya beli Rp500 sampai Rp600 per kilo. Karena selain alasannya buah yang tidak lagi bagus, juga dipotong upah transpor penyebrangan yang tidak murah," ujarnya.

Suyatno yang ditemui bersama tiga temannya mengharapkan agar telekomunikasi menjadi perhatian serius pemerintah setempat karena dampaknya sangat besar terhadap perekonomian masyarakat setempat.

"Ini kesempatan kami menyampaikannya ke `pak` menteri, karena selama ini bupati kurang memperhatikan kondisi ini," kata Along, seorang warga Rupat yang mendampingi Suyatno.(*)

(T.KR-FZR/H-KWR/R009)