Mentan cek pabrik pakan pastikan stok jagung aman
27 September 2021 22:07 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengecek ketersediaan jagung untuk pakan ternak di pabrik pakan ternak (feedmill) milik PT Japfa Comfeed Indonesia di Serang, Banten. (ANTARA/Kementerian Pertanian)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengecek ketersediaan jagung untuk pakan ternak di pabrik pakan ternak (feedmill) milik PT Japfa Comfeed Indonesia di Serang, Banten, memastikan ketersediaan pakan aman
“Atas perintah Bapak Presiden, kami diminta untuk melakukan validasi fakta dan cek data di lapangan. Pak Presiden minta tidak hanya data tapi bagaimana fakta yang ada dilapangan, oleh karena itu saya bersama eselon 1 dan Eselon 2 Kementan lakukan validasi, salah satunya hari ini di pabrik pakan terbesar di Indonesia yaitu Japfa," kata Syahrul dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Syahrul menegaskan pihaknya terus menggenjot produksi jagung khususnya untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak secara nasional. Ia meminta agar semua pihak termasuk perusahaan pakan untuk melakukan penyerapan jagung dari petani lokal secara maksimal.
Baca juga: Kementan pastikan kebenaran data stok jagung 2,3 juta ton
“Berdasarkan penjelasan dari Direksi tidak ada masalah terkait pasokan jagung, tentu ada dinamika yang terjadi di lapangan dan memberi pengaruh pada aspek distribusi dan lainnya secara nasional, tetapi secara faktual, secara nyata kondisi jagung kita cukup normal, disini minimal menerima 200 truk setiap hari dan itu diambil lebih banyak dari luar Jawa,” kata Mentan.
Assistant Vice President PT. Japfa Comfeed Indonesia yang juga Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) menyatakan bahwa ketersediaan jagung untuk pakan ternak dalam kondisi cukup.
“Kondisi sekarang kami punya stok hingga 17.000 ton di unit pabrik pakan kami di Cikande. Sumber jagung kami dari luar Pulau Jawa, seperti Lampung, Sulawesi (Makassar dan Gorontalo) dan NTB (Sumbawa & Dompu), untuk mencukupi kebutuhan jagung pakan ternak hingga saat ini, kami terus melakukan penyerapan jagung petani di wilayah - wilayah sentra produksi agar stok jagung kami bisa mencukupi kebutuhan produksi pakan ternak hingga datangnya masa panen berikutnya,” kata Johan.
Baca juga: Antisipasi stok pangan, Pengamat: Pemerintah perlu beli jagung petani
Informasi yang didapat sebelumnya, berdasarkan pantauan yang dilakukan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, stok jagung nasional pada minggu IV (20 September 2021) mencapai 2,75 juta ton.
Stok tersebut tersebar, dengan rincian 856.897 ton (31%) berada di pabrik pakan; 744.250 ton (27%) di pengepul; 423.502 ton (15%) di agen; 288.305 ton (11%) di pengecer; 276.300 ton (10%) di usaha lain atau pakan mandiri; dan sisanya 6% berada di industri pangan, rumah tangga, dan lain-lain.
Syahrul menjamin stok tersebut akan diperkuat dengan masa panen yang akan berlangsung dari September hingga Oktober 2021, ia mengaku banyak wilayah sentra jagung yang memasuki masa panen dalam beberapa waktu dekat.
“Besok, hari Rabu (29/9) saya akan lakukan panen raya jagung dibanyak titik secara serempak seluruh Indonesia. Panen ini sekaligus menjadi bukti bahwa produktivitas jagung kita cukup baik, artinya kondisi jagung kita dalam range dan dinamika yang bisa dikendalikan” tegas Syahrul.
“Atas perintah Bapak Presiden, kami diminta untuk melakukan validasi fakta dan cek data di lapangan. Pak Presiden minta tidak hanya data tapi bagaimana fakta yang ada dilapangan, oleh karena itu saya bersama eselon 1 dan Eselon 2 Kementan lakukan validasi, salah satunya hari ini di pabrik pakan terbesar di Indonesia yaitu Japfa," kata Syahrul dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Syahrul menegaskan pihaknya terus menggenjot produksi jagung khususnya untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak secara nasional. Ia meminta agar semua pihak termasuk perusahaan pakan untuk melakukan penyerapan jagung dari petani lokal secara maksimal.
Baca juga: Kementan pastikan kebenaran data stok jagung 2,3 juta ton
“Berdasarkan penjelasan dari Direksi tidak ada masalah terkait pasokan jagung, tentu ada dinamika yang terjadi di lapangan dan memberi pengaruh pada aspek distribusi dan lainnya secara nasional, tetapi secara faktual, secara nyata kondisi jagung kita cukup normal, disini minimal menerima 200 truk setiap hari dan itu diambil lebih banyak dari luar Jawa,” kata Mentan.
Assistant Vice President PT. Japfa Comfeed Indonesia yang juga Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) menyatakan bahwa ketersediaan jagung untuk pakan ternak dalam kondisi cukup.
“Kondisi sekarang kami punya stok hingga 17.000 ton di unit pabrik pakan kami di Cikande. Sumber jagung kami dari luar Pulau Jawa, seperti Lampung, Sulawesi (Makassar dan Gorontalo) dan NTB (Sumbawa & Dompu), untuk mencukupi kebutuhan jagung pakan ternak hingga saat ini, kami terus melakukan penyerapan jagung petani di wilayah - wilayah sentra produksi agar stok jagung kami bisa mencukupi kebutuhan produksi pakan ternak hingga datangnya masa panen berikutnya,” kata Johan.
Baca juga: Antisipasi stok pangan, Pengamat: Pemerintah perlu beli jagung petani
Informasi yang didapat sebelumnya, berdasarkan pantauan yang dilakukan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, stok jagung nasional pada minggu IV (20 September 2021) mencapai 2,75 juta ton.
Stok tersebut tersebar, dengan rincian 856.897 ton (31%) berada di pabrik pakan; 744.250 ton (27%) di pengepul; 423.502 ton (15%) di agen; 288.305 ton (11%) di pengecer; 276.300 ton (10%) di usaha lain atau pakan mandiri; dan sisanya 6% berada di industri pangan, rumah tangga, dan lain-lain.
Syahrul menjamin stok tersebut akan diperkuat dengan masa panen yang akan berlangsung dari September hingga Oktober 2021, ia mengaku banyak wilayah sentra jagung yang memasuki masa panen dalam beberapa waktu dekat.
“Besok, hari Rabu (29/9) saya akan lakukan panen raya jagung dibanyak titik secara serempak seluruh Indonesia. Panen ini sekaligus menjadi bukti bahwa produktivitas jagung kita cukup baik, artinya kondisi jagung kita dalam range dan dinamika yang bisa dikendalikan” tegas Syahrul.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: