Sidoarjo (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan para menteri terkait untuk mensukseskan Gerakan Nasional Penanganan Anomali Iklim Petani Indonesia.

"Saya instruksikan para menteri terkait dan gubernur, walikota, bupati untuk mensukseskan Gerakan Nasional Penanganan Anomali Iklim Petani Indonesia," kata Presiden di Unit Pelaksanaan Teknis Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat.

Pencanangan gerakan tersebut dilakukan oleh Menteri Pertanian Suswono di hadapan para petani dan nelayan, serta anggota Induk Koperasi Tani dan Nelayan (Inkoptan).

Selain kepada jajaran pemerintah, Presiden juga mengimbau seluruh pihak untuk bersama-sama mengatasi anomali iklim demi keberhasilan bersama.

Presiden menjelaskan, kecukupan atau ketahanan pangan diperlukan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.

Menurut Kepala Negara, tanpa penanganan serius dampak anomali iklim bukan tidak mungkin menyebabkan kesulitan pangan.

Presiden mengatakan, sekalipun terjadi anomali iklim, pemerintah tidak ingin pendapatan petani dan nelayan Indonesia terganggu.

Presiden juga mengatakan bahwa kini setelah terbukti perubahan iklim sungguh terjadi --musim dingin hebat di Eropa, banjir di Australia dan munculnya musim kemarau basah di Indonesia-- maka seluruh pihak hendaknya mendukung upaya mengatasi perubahan iklim.

Kepala Negara menyebut bagaimana beberapa tahun lalu ketika Indonesia menggelar konferensi Perubahan Iklim PBB, ada sejumlah tokoh yang seharusnya membantu ikut memberikan penjelasan pada rakyat tentang perubahan iklim justru melakukan sebaliknya.

Pada kesempatan itu Kepala Negara juga mengimbau agar seluruh pihak bahu membahu menjaga ketahanan atau swasembada beras mengingat kebutuhan beras rata-rata rakyat Indonesia cukup tinggi. Disebutkan bahwa setiap orang di Indonesia rata-rata memerlukan 140 kg beras per tahun.

Selain dihadiri oleh ratusan petani dan nelayan dari berbagai daerah, acara tersebut juga diikuti secara langsung oleh para anggota kelompok tani dan nelayan dari Makasar, Samarinda dan Medan melalui sambungan langsung jarak jauh.

Gerakan Nasional Penanganan Anomali Iklim itu menganjurkan agar anomali iklim yang tidak dapat dihindari jangan ditakuti namun diwaspadai dan siap siaga sehingga ketahanan pangan dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan.

Bagi negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, anomali iklim memberikan dampak pada produktivitas dan kualitas produk pertanian, berkembangnya hama penyakit tanaman, penyerbukan tidak sempurna, dan pergeseran musim tanam.

Para petani dapat mengatasi dampak anomali iklim dengan empat cara yaitu membuat pola tanam padi-palawija-palawija, memanfaatkan embung air dengan pompanisasi, melakukan teknik budidaya melalui perendaman bibit dan memberikan bahan asam humus dengan bahan organik tinggi pada tanah.

Presiden Yudhoyono didampingi oleh antara lain Ibu Ani Yudhoyono, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menteri BUMN Mustafa Abubakar dan juru bicara presiden Julian A Pasha.
(L.G003*U002/Z003/P003)