Shanghai (ANTARA) - Saham-saham China berakhir lebih rendah pada Senin, karena para analis khawatir bahwa krisis listrik baru-baru ini yang telah membatasi produksi pabrik akan membebani pertumbuhan ekonomi, sementara saham-saham unggulan menguat dipimpin oleh kebutuhan pokok konsumen menjelang liburan Hari Nasional.

Indikator utama bursa, Indeks Komposit Shanghai jatuh 0,84 persen atau 30,24 poin menjadi menetap di 3.582,83 poin, sedangkan indeks saham-saham unggulan CSI300 naik 0,58 persen atau 27,94 poin menjadi ditutup pada 4.877,37 poin.

Krisis listrik China, yang disebabkan oleh pasokan batu bara yang ketat dan standar emisi yang semakin ketat, telah memicu kontraksi di industri berat di beberapa wilayah dan menekan tingkat pertumbuhan ekonomi negara itu, kata para analis.

Baca juga: Saham China dibuka menguat, bangkit dari kerugian akhir pekan lalu

Sub-indeks energi turun 0,6 persen setelah Beijing berjanji akan mengatasi kekurangan pasokan dan mengekang kenaikan harga saat musim konsumsi puncak musim dingin mendekat.

Sektor-sektor padat listrik seperti sumber daya, logam non-besi dan bahan kimia turun tajam.

“Kegentingan listrik telah mendorong kami untuk lebih lanjut memangkas perkiraan pertumbuhan PDB tahun-ke-tahun untuk kuartal ketiga dan kuartal keempat masing-masing menjadi 4,7 persen dan 3,0 persen, dari 5,1 persen dan 4,4 persen,” Ting Lu, kepala ekonom China di Nomura, mengatakan dalam sebuah catatan.

Baca juga: Saham China berakhir melemah, indeks Shanghai tergelincir 0,80 persen

Sektor bahan pokok konsumen melonjak 5,0 persen menjelang liburan Hari Nasional selama seminggu mulai dari 1 Oktober, yang secara tradisional merupakan musim puncak konsumsi.

Kementerian Perdagangan mengatakan China akan memastikan pasokan pasar yang cukup dan harga yang stabil selama liburan Hari Nasional, media pemerintah CGTN melaporkan pada Minggu (26/9/2021).


Baca juga: Saham Hong Kong ditutup melonjak, terkerek saham real estat

Baca juga: Saham China berakhir naik, jaminan Evergrande angkat saham real estat