Jubir: Capaian vaksinasi beri optimisme Indonesia lewati fase COVID-19
27 September 2021 14:55 WIB
Sejumlah pelajar dan mahasiswa antre mendapatkan vaksin COVID-19 di Auditorium UNP, Padang, Sumatera Barat, Rabu (22/9/2021). Pelajar, mahasiswa, dan warga mengikuti Vaksin Merdeka Serentak yang diadakan di 96 titik di Indonesia dalam rangka percepatan capaian vaksinasi. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/foc.
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara (Jubir) Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Jodi Mahardi mengatakan capaian vaksinasi di Tanah Air memberikan optimisme bagi Indonesia untuk bisa melewati fase-fase COVID-19.
"Indonesia masuk daftar 10 negara dengan suntikan vaksin terbanyak di dunia. Selain itu, jumlah masyarakat yang divaksin sudah melampaui target WHO," kata dia, melalui keterangan tertulis yang diterima, di Jakarta, Senin.
Per Minggu (26/9) sebanyak 86.460.685 orang sudah menerima vaksin dosis pertama, 48.526.648 mendapatkan suntikan dosis kedua, dan 905.366 orang mendapatkan booster.
Berdasarkan persentase, penerima vaksin dosis pertama sudah mencapai 40 persen dari target 208.265.720 orang. Sedangkan WHO merekomendasikan setidaknya 10 persen dari total populasi sudah tervaksin per September.
Peningkatan vaksinasi di Indonesia tidak lepas dari kerja keras semua kalangan mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), organisasi masyarakat, organisasi profesi, swasta hingga badan usaha milik negara (BUMN). Tidak sampai di situ, pemerintah pusat juga terus berupaya mendapatkan vaksin dari negara produsen.
Menurut Jodi, optimisme yang muncul karena vaksinasi berjalan lancar dan wajib diikuti usaha-usaha lain, misalnya masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan, peningkatan tracing, testing, dan treatment (3T) serta isolasi terpadu.
Ia mengatakan kasus positif harian COVID-19 di Indonesia terus mengalami perbaikan hingga 96,6 persen dari puncaknya pada 15 Juli 2021. Sedangkan kasus aktif mengalami penurunan 90,3 persen dari puncaknya pada 25 Juli 2021.
"Bahkan, angka reproduksi sudah kurang dari satu dan positivity rate di bawah lima persen. Pemerintah terus melakukan penguatan terhadap 3T, 3M dan vaksinasi serta penggunaan aplikasi PeduliLindungi yang diperluas," kata dia.
Penurunan kasus jelas memberikan dampak positif. Sebab, masyarakat mulai bisa membuka sedikit demi sedikit usahanya, sehingga aktivitas perekonomian dapat meningkat, ujar dia.
Geliat ekonomi bisa dilihat dari kunjungan ke tempat belanja dan indeks pengeluaran yang terus mengalami peningkatan sejak Agustus 2021 khususnya di Pulau Jawa dan Bali.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia terus bergerak untuk memperoleh vaksin COVID-19. Di saat bersamaan banyak negara juga memperebutkan vaksin COVID-19.
"Kita cukup berhasil mengamankan pasokan vaksin COVID-19 yang diperebutkan hampir 220 negara," ujar Presiden.
Bahkan, saat ini Indonesia berada di peringkat enam dunia sebagai negara dengan jumlah orang terbanyak yang telah divaksin berdasarkan total seluruh dunia.
Baca juga: PERKI: Aktifkan budaya sehat jantung dan segera vaksinasi COVID-19
Baca juga: Penerima vaksin COVID-19 lengkap capai 47,71 juta warga Indonesia
#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3M
#vaksinmelindungikitasemua
"Indonesia masuk daftar 10 negara dengan suntikan vaksin terbanyak di dunia. Selain itu, jumlah masyarakat yang divaksin sudah melampaui target WHO," kata dia, melalui keterangan tertulis yang diterima, di Jakarta, Senin.
Per Minggu (26/9) sebanyak 86.460.685 orang sudah menerima vaksin dosis pertama, 48.526.648 mendapatkan suntikan dosis kedua, dan 905.366 orang mendapatkan booster.
Berdasarkan persentase, penerima vaksin dosis pertama sudah mencapai 40 persen dari target 208.265.720 orang. Sedangkan WHO merekomendasikan setidaknya 10 persen dari total populasi sudah tervaksin per September.
Peningkatan vaksinasi di Indonesia tidak lepas dari kerja keras semua kalangan mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), organisasi masyarakat, organisasi profesi, swasta hingga badan usaha milik negara (BUMN). Tidak sampai di situ, pemerintah pusat juga terus berupaya mendapatkan vaksin dari negara produsen.
Menurut Jodi, optimisme yang muncul karena vaksinasi berjalan lancar dan wajib diikuti usaha-usaha lain, misalnya masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan, peningkatan tracing, testing, dan treatment (3T) serta isolasi terpadu.
Ia mengatakan kasus positif harian COVID-19 di Indonesia terus mengalami perbaikan hingga 96,6 persen dari puncaknya pada 15 Juli 2021. Sedangkan kasus aktif mengalami penurunan 90,3 persen dari puncaknya pada 25 Juli 2021.
"Bahkan, angka reproduksi sudah kurang dari satu dan positivity rate di bawah lima persen. Pemerintah terus melakukan penguatan terhadap 3T, 3M dan vaksinasi serta penggunaan aplikasi PeduliLindungi yang diperluas," kata dia.
Penurunan kasus jelas memberikan dampak positif. Sebab, masyarakat mulai bisa membuka sedikit demi sedikit usahanya, sehingga aktivitas perekonomian dapat meningkat, ujar dia.
Geliat ekonomi bisa dilihat dari kunjungan ke tempat belanja dan indeks pengeluaran yang terus mengalami peningkatan sejak Agustus 2021 khususnya di Pulau Jawa dan Bali.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia terus bergerak untuk memperoleh vaksin COVID-19. Di saat bersamaan banyak negara juga memperebutkan vaksin COVID-19.
"Kita cukup berhasil mengamankan pasokan vaksin COVID-19 yang diperebutkan hampir 220 negara," ujar Presiden.
Bahkan, saat ini Indonesia berada di peringkat enam dunia sebagai negara dengan jumlah orang terbanyak yang telah divaksin berdasarkan total seluruh dunia.
Baca juga: PERKI: Aktifkan budaya sehat jantung dan segera vaksinasi COVID-19
Baca juga: Penerima vaksin COVID-19 lengkap capai 47,71 juta warga Indonesia
#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3M
#vaksinmelindungikitasemua
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021
Tags: