Surabaya (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam menyarankan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian untuk duduk bersama satu meja dalam menyelesaikan polemik stok dan harga pakan jagung yang mengemuka di publik beberapa hari terakhir.
”Ini kan Kemendag bilang masalahnya di produksi. Tapi kata Kementan ini masalah distribusi. Maka dua kementerian itu janjian ketemuan sajalah, jangan berdebat di depan publik,” ujar Mufti saat dihubungi, Jumat.
Mufti mengatakan, Kemendag dan Kementan harus duduk satu meja, lalu mengecek stok jagung bersama-sama. Pangkal masalahnya adalah harga pakan jagung yang meroket bahkan sempat menembus angka Rp7.000-an per kilogram, jauh melampaui harga acuan pemerintah sebesar Rp4.500 per kilogram.
Kenaikan harga itu membuat para peternak ayam kelimpungan, bahkan hingga mendapat atensi Presiden Joko Widodo setelah seorang peternak ayam dari Blitar membentangkan poster protes ketika presiden sedang kunjungann kerja.
Baca juga: Kementan pastikan kebenaran data stok jagung 2,3 juta ton
”Jadi ini ada ketidaksinkronan. Kementan bilang ada stok 2,3 juta ton jagung. Kemendag bilang, kalau ada stok berjuta ton, harga tidak akan naik. Jadi mana yang betul? Janjian saja, cek stoknya bareng. Kalau memang ada stok tapi tidak terdistribusi, berarti Mendag jarang mengecek lapangan. Selidiki apakah ada penimbunan, beri sanksi jika terbukti. Tapi bila memang stok menipis, cari solusi. Setelah itu tutup buku debat ini,” ujarnya.
Politisi PDI Perjuangan itu berharap ke depan, soal data yang merupakan masalah klasik bisa terkoordinasi dengan baik.
"Ke depan juga ada Badan Pangan Nasional yang baru diteken Perpres-nya Juli lalu, nanti bisa terkoordinasi, sehingga masalah supply and demand ini klir, juga sekaligus jadi pintu jangan ada spekulan yang main-main,” ujarnya.
Seperti diketahui, Mendag Lutfi menyatakan bahwa pasokan jagung memang tidak ada, sehingga harganya melambung.
Pihak Kementan pun merespons, seperti dimuat Antaranews.com, Rabu (22/9/2021). Direktur Serelia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Moh. Ismail Wahab menegaskan, data stok jagung hingga 2,3 juta ton di lapangan benar adanya. Ini untuk merespon keraguan data stok jagung.
Menurut Ismail, Kementan melakukan update data stok jagung secara reguler setiap pekannya. Bahkan ada dua unit kerja yang secara aktif melakukan, yaitu Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Data dan Informasi Pertanian.
Ismail mengatakan Kementan siap menunjukkan lokasi gudang dan sentra yang saat ini memiliki stok jagung bila ada pihak lain yang ingin segera membantu distribusi jagung.
Baca juga: Kementan jelaskan penyebab harga pakan jagung tinggi saat stok cukup
"Masalahnya saat ini bukan produksi, namun distribusi jagung ke peternak yang terhambat. Kami punya data stok, silahkan tanya kami bila benar ingin menyelesaikan perkara jagung peternak mandiri," ujarnya.
Ismail mengakui, ada kecenderungan pabrik pakan besar dan pengepul menyimpan jagung dalam jumlah besar. Ini mengingat adanya kekhawatiran suplai jagung untuk produksi pakan terganggu dan kondisi harga jagung pasar dunia yang sedang tinggi.
"Harga jagung di petani masih tinggi, karena pabrik masih berani membeli tinggi. Sementara harga pasar dunia naik 30%. Saya kira regulator harga jagung harus melakukan intervensi aktif. Kasihan peternak mandiri kita," ujarnya.
Legislator sarankan Kemendag-Kementan duduk bersama selesaikan jagung
24 September 2021 16:59 WIB
Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam (ANTARA/Dokumen Pribadi)
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: