Magelang, 11/1 (ANTARA) - Sebanyak tujuh alat berat hingga kini masih beroperasi membersihkan dan menyingkirkan pasir yang menutup ruas jalan yang menghubungkan Magelang-yogyakarta, tepatnya di Kelurahan Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang.

Wartawan dari lokasi kejadian, Selasa, melaporkan, dari tujuh alat berat terdiri dari tiga alat berat menyingkirkan pasir dari arah Magelang dan tiga lainnya dari arah Yogyakarta.

Jalan yang tertimbun pasir akibat banjir lahar dingin Gunung Merapi panjangnya hampir satu kilometer dengan kedalaman sekitar tiga meter.

Pasir dan batu yang menutup jalan raya tersebut disingkirkan di pinggir untuk membuka jalan agar bisa dilewati kendaraan bermotor.

"Kalau hanya membuka jalan agar bisa dilalui kendaraan bermotor, mungkin tidak sampai sore hari," kata Yamdi (35), bagian pengawasan alat berat.

Menurut dia, kalau jalan sudah dibuka kemungkinan hanya kendaraan besar seperti tuk, bus, yang lewat karena di pinggir jalan masih ada tumpukan pasir dan batu.

"Kalau mobil-mobil kecil seperti sedang, saya sangsi bisa lewat, apalagi meeka harus menyeberang Sungai Putih baru (berjarak sekitar 400 meter dari sungai yang lama," katanya.

Sementara itu beberapa alat berat terlihat menyingkirkan pasir dan batu yang menutup aliran sungai yang berada di bagian atas jalan raya yang menghubungkan Magelang-Yogyakarta.

Yamdi menambahkan, beberapa alat berat yang digunakan untuk menyingkirkan pasir dan batu tersebut merupakan milik perorangan. "Saya di sini mengawasi tiga alat berat milik perorangan," katanya.

Menurut dia, semua biaya operasional untuk membeli bahan bakar, membayar orang yang mengoperasikan alat berat, dan lain sebagainya ditanggung oleh si pemilik alat berat.

"Kompensasinya para pemilik alat berat bisa membawa pasir itu pulang," katanya.
(ANT/A024)