Kominfo alokasikan bandwidth 11 Gbps amankan internet PON Papua
23 September 2021 21:04 WIB
Dari kiri ke kanan, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Usman Kasong, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Bupati Jayapura Mathius Awoitauw dan Direktur Utama BAKTI Anang Latif, dalam temu media saat meninjau Media Center PON XX Papua di Sentani, Jayapura, Papua, Kamis (23/9/2021). (ANTARA/Arindra Meodia)
Jayapura (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika mengalokasikan kapasitas atau bandwidth sebesar 11 Gbps untuk mengamankan jaringan internet saat Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, yang akan dimulai pada 2 Oktober, berlangsung.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan kapasitas bandwidth yang cukup besar tersebut untuk mendukung kegiatan PON, baik itu kegiatan pemberitaan maupun kegiatan masyarakat.
"Menyiapkan jaringan, dalam hal ini jaringan peta lebar untuk mendukung penyelenggaraan PON, di saat yang bersamaan juga tetap melayani kebutuhan harian pemerintahan dan masyarakat seperti sebelum PON ditambah dengan kebutuhan PON kapasitasnya 11 Gbps," ujar Menteri Johnny dalam temu media di Media Center cluster kabupaten Jayapura di Sentani, Jayapura, Papua, Kamis.
Kominfo juga telah memiliki rencana cadangan untuk mengantisipasi gangguan mengingat wilayah daratan dan lautan Papua yang luas.
"Sehingga Telkom dan Kominfo juga sudah merancang back up jaringan telekomunikasi untuk mendukung PON dan kegiatan masyarakat serta pemberitaan di saat bersamaan," kata Menkominfo.
Kominfo dan Telkom telah bekerjasama dengan operator-operator kabel optik internasional untuk back up jaringan yang ada saat ini dari Jayapura ke arah barat sampai ke Jakarta.
Menteri Johnny mengungkapkan Kominfo mengantisipasi gangguan dengan menggunakan jalur cadangan Jayapura - Madang - Port Moresby - Guam - Manado sebagai alternatif pertama, dan Jayapura - Madang - Port Moresby - Sydney - Batam sebagai alternatif kedua.
"Dukungan dari sisi infrastruktur telekomunikasi tersedia cukup dan memadai. Kami pastikan layanan untuk PON mudah-mudahan aman," ujar Johnny.
Namun demikian, Menkominfo mengungkapkan ada potensi terganggunya telekomunikasi dalam dua bentuk.
Bentuk yang pertama adalah akibat dari kejadian alam, seperti misalnya terjadi aktivitas vulkanis bawah laut, yang akan mengganggu keseluruhan jaringan.
"Sehingga jika itu terjadi, kita punya back up melalui Port Moresby - Guam - Manado atau melalui Jayapura - Madang - Port Moresby - Sydney - Batam, jadi kita sudah siapkan jaringan back upnya," kata Menkominfo.
Potensi kedua, menurut Menkominfo, adalah ulah manusia sendiri, misalnya kekeliruan di dalam penggelaran anchoring kabel laut, di mana kabel bisa juga putus akibat dari jangkar.
"Ulah manusia ini selain akibat jangkar, juga dengan sengaja, ini yang saya minta untuk jaga bersama-sama jangan sampai ada gangguan jaringan telekomunikasi karena ulah kita, misalnya vandalism, merusak, membuat rusak infrastruktur," kata Menteri Johnny.
"Karena Pon ini dilakukan di empat cluster, maka jaringan telekomunikasi pun berpusat di empat kluster, sehingga tentu komunikasinya tidak gampang dan harus dijaga dengan baik," dia menambahkan.
Baca juga: Infrastruktur TIK untuk PON Papua sudah siap
Baca juga: Cek infrastruktur telekomunikasi PON, Menkominfo kunjungi Papua
Baca juga: Pemerintah percepat vaksinasi COVID-19 di daerah bercapaian rendah
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan kapasitas bandwidth yang cukup besar tersebut untuk mendukung kegiatan PON, baik itu kegiatan pemberitaan maupun kegiatan masyarakat.
"Menyiapkan jaringan, dalam hal ini jaringan peta lebar untuk mendukung penyelenggaraan PON, di saat yang bersamaan juga tetap melayani kebutuhan harian pemerintahan dan masyarakat seperti sebelum PON ditambah dengan kebutuhan PON kapasitasnya 11 Gbps," ujar Menteri Johnny dalam temu media di Media Center cluster kabupaten Jayapura di Sentani, Jayapura, Papua, Kamis.
Kominfo juga telah memiliki rencana cadangan untuk mengantisipasi gangguan mengingat wilayah daratan dan lautan Papua yang luas.
"Sehingga Telkom dan Kominfo juga sudah merancang back up jaringan telekomunikasi untuk mendukung PON dan kegiatan masyarakat serta pemberitaan di saat bersamaan," kata Menkominfo.
Kominfo dan Telkom telah bekerjasama dengan operator-operator kabel optik internasional untuk back up jaringan yang ada saat ini dari Jayapura ke arah barat sampai ke Jakarta.
Menteri Johnny mengungkapkan Kominfo mengantisipasi gangguan dengan menggunakan jalur cadangan Jayapura - Madang - Port Moresby - Guam - Manado sebagai alternatif pertama, dan Jayapura - Madang - Port Moresby - Sydney - Batam sebagai alternatif kedua.
"Dukungan dari sisi infrastruktur telekomunikasi tersedia cukup dan memadai. Kami pastikan layanan untuk PON mudah-mudahan aman," ujar Johnny.
Namun demikian, Menkominfo mengungkapkan ada potensi terganggunya telekomunikasi dalam dua bentuk.
Bentuk yang pertama adalah akibat dari kejadian alam, seperti misalnya terjadi aktivitas vulkanis bawah laut, yang akan mengganggu keseluruhan jaringan.
"Sehingga jika itu terjadi, kita punya back up melalui Port Moresby - Guam - Manado atau melalui Jayapura - Madang - Port Moresby - Sydney - Batam, jadi kita sudah siapkan jaringan back upnya," kata Menkominfo.
Potensi kedua, menurut Menkominfo, adalah ulah manusia sendiri, misalnya kekeliruan di dalam penggelaran anchoring kabel laut, di mana kabel bisa juga putus akibat dari jangkar.
"Ulah manusia ini selain akibat jangkar, juga dengan sengaja, ini yang saya minta untuk jaga bersama-sama jangan sampai ada gangguan jaringan telekomunikasi karena ulah kita, misalnya vandalism, merusak, membuat rusak infrastruktur," kata Menteri Johnny.
"Karena Pon ini dilakukan di empat cluster, maka jaringan telekomunikasi pun berpusat di empat kluster, sehingga tentu komunikasinya tidak gampang dan harus dijaga dengan baik," dia menambahkan.
Baca juga: Infrastruktur TIK untuk PON Papua sudah siap
Baca juga: Cek infrastruktur telekomunikasi PON, Menkominfo kunjungi Papua
Baca juga: Pemerintah percepat vaksinasi COVID-19 di daerah bercapaian rendah
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021
Tags: