Jakarta (ANTARA) -- PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) memulai ekspor mesin cuci semi otomatis ke Jepang. Langkah ekspor ini merupakan salah satu hasil dari relokasi dari fasilitasi produksi Panasonic di China.



Vice President PMI Daniel Suhardiman menjelaskan, ini merupakan bagian dari program relokasi PMI selama empat tahun dari 2019 hingga 2022 di mana secara total PMI telah merelokasi beberapa produk seperti AC, kulkas, dan mesin cuci dari empat negara yaitu Malaysia, Thailand, Taiwan, dan China. Sementara untuk mesin cuci sendiri relokasi pabrik ini sudah dua kali dilakukan yang pertama tahun 2019 relokasi dari Taiwan lalu di ekspor ke Taiwan kemudian tahun ini relokasi pabrik dari China lalu di ekspor ke Jepang.



"Untuk merelokasi ini pun upayanya besar termasuk dari investasi, karena kita sudah ada pabrik untuk penambahannya itu kurang lebih nilai investasinya 10 juta dollar AS," ujar Daniel.



Lebih lanjut, Daniel mengatakan, dengan nilai investasi tersebut, PMI bisa berkontribusi terhadap devisa negara kurang lebih sebesar Rp2,5 Triliun selama lima tahun, atau dapat menghemat devisa sebesar hingga setengah triliun pertahunnya.




"Panasonic ingin melaksanakan misinya berkontribusi pada Indonesia, dan secara aktif akan melakukan ekspansi ekspor serta meningkatkan bisnis di Indonesia melalui produk-produk yang mendukung kehidupan masyarakat yang sejahtera," ungkap Daniel.




Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat menghadiri pelepasan ekspor mesin cuci Panasonic ke Jepang secara virtual mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran PMI atas dukungannya terhadap program substitusi impor Kemenperin, sekaligus mendorong kegiatan ekspor melalui inovasi dan investasi menambah lini produk yang dapat bersaing di level internasional.




"Hal ini menunjukkan kesiapan PMI untuk menjadi basis produksi mesin cuci semi otomatis Panasonic di kawasan ASEAN", tutup Agus.