DKI Jakarta siapkan alat dan personil antisipasi bencana banjir
23 September 2021 18:46 WIB
Petugas membersihkan Kali Mookervart, Rawa Buaya, Jakarta, Selasa (14/9/2021). Pemkot Jakarta Barat membuat sejumlah kebijakan penanganan banjir di lima lokasi prioritas, salah satunya di Rawa Buaya dengan membersihkan sampah di Kali Mookervart dan membangun saluran gendong sepanjang 1.008 meter persegi. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan peralatan dan personil guna mengantisipasi potensi bencana banjir di Jakarta pada musim hujan.
"Nanti kami akan apel dalam menghadapi musim hujan. Peralatan dan personel semuanya sudah disiapkan, dan yang paling penting adalah kesiapan masyarakat Jakarta," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, saat menghadiri festival fashion dan kuliner, di sebuah mal di Jakarta, Kamis.
Namun, Riza tidak menyebutkan jumlah personel yang disiagakan dalam penanganan banjir di Jakarta. Menurut dia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga sudah melakukan sejumlah program pencegahan dan pengendalian banjir, di antaranya pengerukan, pembuatan waduk, situ, dan embung.
"Kami juga sudah menyiapkan pompa untuk menyedot air baik yang siaga maupun pompa yang dapat bergerak. Semuanya disiapkan untuk pencegahan menghadapi musim hujan," ucapnya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto, di Jakarta, Kamis (9/9) mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi antar-SKPD dan bersama instansi lainnya dalam penanggulangan banjir, untuk dapat bekerja secara holistik, gotong royong, dan tidak ada ego-sektoral.
Menurut Sabdo, BPBD DKI Jakarta, juga sudah menyebarkan buku kesiapsiagaan pengendalian banjir untuk masyarakat dan SKPD (satuan kerja perangkat daerah). "Kami juga sudah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada aparat camat, lurah, hingga RT/RW," katanya.
Baca juga: Ini kata Wagub DKI soal antisipasi banjir di Jakarta
Rencananya, dalam waktu dekat, Pemprov DKI Jakarta akan melakukan geladi posko dan geladi lapangan apel kesiapsiagaan menghadapi banjir.
Sabdo menambahkan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim hujan diperkirakan terjadi pada Oktober-Desember, dan puncaknya diperkirakan pada Januari-Februari 2022.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Yusmada Faizal, dalam webinar Jakarta, The Sinking City, pada Kamis (2/9), mengatakan, berdasarkan masterplan pengendalian banjir Jakarta, aliran air dari hulu tidak bisa langsung masuk ke dalam kota.
Namun, lanjut dia, aliran air dari 13 sungai itu langsung dialihkan atau di bypass dengan Kanal Banjir Barat dan Kanal Banjir Timur.
Sabdo menggambarkan, jika turun hujan di sekitar kawasan Bundaran Hptel Indonesia, air tidak langsung mengalir secara gravitasi ke laut tapi dialihkan ke Waduk Melati, kemudian dipompa ke laut melalui Kanal Barat.
"Ini artinya kondisi permukaan air di Jakarta sudah tidak bisa lagi mengalirkan air secara gravitasi," katanya.
Baca juga: Pengerjaan tiga waduk di Jakut harus segera selesai guna cegah banjir
Baca juga: Mesin pompa genangan di Jakarta Utara siap dioperasikan pada November
"Nanti kami akan apel dalam menghadapi musim hujan. Peralatan dan personel semuanya sudah disiapkan, dan yang paling penting adalah kesiapan masyarakat Jakarta," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, saat menghadiri festival fashion dan kuliner, di sebuah mal di Jakarta, Kamis.
Namun, Riza tidak menyebutkan jumlah personel yang disiagakan dalam penanganan banjir di Jakarta. Menurut dia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga sudah melakukan sejumlah program pencegahan dan pengendalian banjir, di antaranya pengerukan, pembuatan waduk, situ, dan embung.
"Kami juga sudah menyiapkan pompa untuk menyedot air baik yang siaga maupun pompa yang dapat bergerak. Semuanya disiapkan untuk pencegahan menghadapi musim hujan," ucapnya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto, di Jakarta, Kamis (9/9) mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi antar-SKPD dan bersama instansi lainnya dalam penanggulangan banjir, untuk dapat bekerja secara holistik, gotong royong, dan tidak ada ego-sektoral.
Menurut Sabdo, BPBD DKI Jakarta, juga sudah menyebarkan buku kesiapsiagaan pengendalian banjir untuk masyarakat dan SKPD (satuan kerja perangkat daerah). "Kami juga sudah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada aparat camat, lurah, hingga RT/RW," katanya.
Baca juga: Ini kata Wagub DKI soal antisipasi banjir di Jakarta
Rencananya, dalam waktu dekat, Pemprov DKI Jakarta akan melakukan geladi posko dan geladi lapangan apel kesiapsiagaan menghadapi banjir.
Sabdo menambahkan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim hujan diperkirakan terjadi pada Oktober-Desember, dan puncaknya diperkirakan pada Januari-Februari 2022.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Yusmada Faizal, dalam webinar Jakarta, The Sinking City, pada Kamis (2/9), mengatakan, berdasarkan masterplan pengendalian banjir Jakarta, aliran air dari hulu tidak bisa langsung masuk ke dalam kota.
Namun, lanjut dia, aliran air dari 13 sungai itu langsung dialihkan atau di bypass dengan Kanal Banjir Barat dan Kanal Banjir Timur.
Sabdo menggambarkan, jika turun hujan di sekitar kawasan Bundaran Hptel Indonesia, air tidak langsung mengalir secara gravitasi ke laut tapi dialihkan ke Waduk Melati, kemudian dipompa ke laut melalui Kanal Barat.
"Ini artinya kondisi permukaan air di Jakarta sudah tidak bisa lagi mengalirkan air secara gravitasi," katanya.
Baca juga: Pengerjaan tiga waduk di Jakut harus segera selesai guna cegah banjir
Baca juga: Mesin pompa genangan di Jakarta Utara siap dioperasikan pada November
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Riza Harahap
Copyright © ANTARA 2021
Tags: