Jakarta (ANTARA) - Naik pesawat terbang sekarang lebih aman dari potensi paparan virus corona berkat pemanfaatan teknologi.

Pesawat Garuda Indonesia, khususnya, menggunakan teknologi HEPA (High-Efficiency Particulate Air) atau penyaringan partikel yang kuat, yang diklaim bisa menciptakan udara bersih dalam kabin pesawat, demikian Ade R Susardi selaku Direktur Layanan dan Niaga PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dalam webinar pada Kamis.

Cara kerja HEPA adalah menghisap sebagian udara dalam kabin dan membuangnya ke luar, sisanya dipompa melalui filter udara HEPA yang memungkinkan virus dan bakteri hilang.

Baca juga: Garuda manfaatkan aplikasi digital galang donasi untuk kemanusiaan

"Setiap dua menit, udara dalam pesawat itu refresh, jadi lebih aman," kata Ade.

Selain itu, maskapai penerbangan juga tunduk kepada kebiasaan baru yang diatur sebagai syarat terbang yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI di antaranya adalah vaksinasi dan bukti PCR antigen.

"Garuda Indonesia menjamin keamanan terbang mulai dari calon penumpang hendak naik pesawat harus memperlihatkan bukti vaksinasi, hasil tes PCR antigen dan juga scan aplikasi PeduliLindungi. Saat check in kami juga menerapkan protokol kesehatan ketat termasuk jaga jarak antrian dan penggunaan masker," kata Ade.

Saat memasuki gate atau lounge, protokol kesehatan tetap diterapkan misal dengan pembatasan kapasitas lounge hingga 50 persen.

Baca juga: Maskapai Garuda jajaki skema restrukturisasi

"Saat boarding pun diatur jaga jarak antrian, sementara di dalam kabin pun kapasitas maksimal cuma 70 persen dan dengan segala sistem HEPA, sirkulasi udara terjaga serta penumpang diwajibkan pakai masker kecuali saat minum," kata dia.

Saat penumpang turun dari pesawat, protokol kesehatan juga kembali diterapkan saat proses embarkasi.

"Penumpang turun per lima baris, dan sewaktu menunggu bagasi jarak antrean dijaga. Bagasi juga senantiasa didisinfektan sebelum sampai ke tangan penumpang."

Geliat penumpang yang melakukan perjalanan udara kembali meningkat seiring dengan pelonggaran pembatasan mobilitas masyarakat karena penurunan angka kasus COVID-19 di Indonesia.

"Contohnya untuk penerbangan ke Bali, dari Rabu hingga Minggu ini sudah habis tiket dipesan, kami bahkan tambah satu flight lagi, trennya menuju weekend memang seperti itu sekarang. Meski demikian kami masih jaga tidak buka 100 persen kapasitas seat," pungkas Ade meyakinkan agar masyarakat tidak ragu untuk melakukan penerbangan.

Baca juga: Garuda Indonesia dukung penerbangan kegiatan PON di Papua

Baca juga: Bandara AP I catat satu juta trafik penumpang pada Agustus 2021