Kemenag lobi Arab Saudi agar calon jamaah umrah bisa berangkat
23 September 2021 11:23 WIB
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Khoirizi bertemu dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Esham Altsaqafi. ANTARA/HO-Kemenag
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah menemui Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Esham Altsaqafi, dan melobi agar calon jamaah umrah Indonesia bisa segera mendapat kesempatan untuk diberangkatkan.
"Kami berharap pemerintah Arab Saudi segera mencabut suspend dan memberi kesempatan kepada jemaah umrah Indonesia untuk bisa berangkat ke Tanah Suci," ujar Plt. Dirjen PHU Kemenag Khoirizi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Hingga saat ini belum ada keputusan terbaru dari Arab Saudi terkait penyelenggaraan umrah bagi negara luar, termasuk Indonesia. Negara yang masuk dalam daftar suspend atau penangguhan harus melewati protokol yang ketat jika ingin tetap memberangkatkan calon jamaah umrahnya.
Baca juga: Indonesia minta Saudi tinjau kebijakan vaksin dan umrah
Baca juga: Dirjen PHU Kemenag sebut 60 persen jamaah calon umrah belum vaksin
Dalam pertemuan tersebut, Khorizi menjelaskan kepada Dubes Arab Saudi bahwa penanganan COVID-19 di Indonesia terus membaik dan calon jamaah umrah Indonesia juga siap untuk mengikuti prokes yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi.
"Ada lima negara pengirim jamaah umrah terbanyak, yaitu Pakistan, Indonesia, India, Turki, dan Mesir, yang belum bisa mengirimkan jemaah umrahnya. Kami berharap jemaah umrah Indonesia diprioritaskan untuk bisa segera diberangkatkan," kata dia.
Sementara itu, Dubes Arab Saudi Esham Altsaqafi menegaskan bahwa Saudi tidak pernah melarang umat Islam Indonesia untuk melaksanakan umrah. Menurutnya, pengaturan dilakukan dalam rangka mengatasi pandemi.
Baca juga: Menag: Arab Saudi hapus ketentuan karantina 14 hari dengan syarat
Baca juga: Menag Yaqut akan ke Arab Saudi tanyakan soal vaksin booster
Esham mengaku baru saja melaporkan kepada otoritas Arab Saudi bahwa kasus COVID-19 di Indonesia sudah mulai melandai. Menurutnya, informasi ini dia sampaikan agar menjadi pertimbangan bagi pemerintah Arab Saudi.
Ia juga menjelaskan meski penyelenggaraan umrah sudah dibuka sejak Muharam 1443 H untuk beberapa negara, namun peminatnya masih sepi, hanya sekitar 1.000-1.500 orang.
"Hal ini disebabkan prosedur penyelenggaraan umrah yang sangat ketat, demi mencegah penyebaran pandemi," kata dia.
Baca juga: WNI belum dapat kunjungi Arab Saudi meski vaksin Sinovac diakui
Baca juga: Pencabutan larangan terbang ke Arab Saudi hanya bagi ekspatriat
Baca juga: KJRI Jeddah sebut belum ada kebijakan baru dari Saudi soal umrah
"Kami berharap pemerintah Arab Saudi segera mencabut suspend dan memberi kesempatan kepada jemaah umrah Indonesia untuk bisa berangkat ke Tanah Suci," ujar Plt. Dirjen PHU Kemenag Khoirizi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Hingga saat ini belum ada keputusan terbaru dari Arab Saudi terkait penyelenggaraan umrah bagi negara luar, termasuk Indonesia. Negara yang masuk dalam daftar suspend atau penangguhan harus melewati protokol yang ketat jika ingin tetap memberangkatkan calon jamaah umrahnya.
Baca juga: Indonesia minta Saudi tinjau kebijakan vaksin dan umrah
Baca juga: Dirjen PHU Kemenag sebut 60 persen jamaah calon umrah belum vaksin
Dalam pertemuan tersebut, Khorizi menjelaskan kepada Dubes Arab Saudi bahwa penanganan COVID-19 di Indonesia terus membaik dan calon jamaah umrah Indonesia juga siap untuk mengikuti prokes yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi.
"Ada lima negara pengirim jamaah umrah terbanyak, yaitu Pakistan, Indonesia, India, Turki, dan Mesir, yang belum bisa mengirimkan jemaah umrahnya. Kami berharap jemaah umrah Indonesia diprioritaskan untuk bisa segera diberangkatkan," kata dia.
Sementara itu, Dubes Arab Saudi Esham Altsaqafi menegaskan bahwa Saudi tidak pernah melarang umat Islam Indonesia untuk melaksanakan umrah. Menurutnya, pengaturan dilakukan dalam rangka mengatasi pandemi.
Baca juga: Menag: Arab Saudi hapus ketentuan karantina 14 hari dengan syarat
Baca juga: Menag Yaqut akan ke Arab Saudi tanyakan soal vaksin booster
Esham mengaku baru saja melaporkan kepada otoritas Arab Saudi bahwa kasus COVID-19 di Indonesia sudah mulai melandai. Menurutnya, informasi ini dia sampaikan agar menjadi pertimbangan bagi pemerintah Arab Saudi.
Ia juga menjelaskan meski penyelenggaraan umrah sudah dibuka sejak Muharam 1443 H untuk beberapa negara, namun peminatnya masih sepi, hanya sekitar 1.000-1.500 orang.
"Hal ini disebabkan prosedur penyelenggaraan umrah yang sangat ketat, demi mencegah penyebaran pandemi," kata dia.
Baca juga: WNI belum dapat kunjungi Arab Saudi meski vaksin Sinovac diakui
Baca juga: Pencabutan larangan terbang ke Arab Saudi hanya bagi ekspatriat
Baca juga: KJRI Jeddah sebut belum ada kebijakan baru dari Saudi soal umrah
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: