Menparekraf optimistis kuliner Indonesia bisa bersaing
23 September 2021 11:19 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno (ketiga kiri) melihat kuliner yang ditawarkan peserta Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 di Kampung Minang Nagari Sumpu, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Sabtu (28/8/2021). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/AWW.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno optimistis kuliner Indonesia punya daya saing ketika berhadapan dengan kuliner negara lain di pasar dunia.
"Saya optimistis kuliner bisa siap bersaing di tengah ketatnya kompetisi pasar lokal, regional, maupun pasar dunia. Tentunya dengan inovasi dan dukungan penuh teknologi digital," kata Sandiaga dalam pembukaan peluncuran halaman “Spice Up The World”, Kamis.
Dia mengatakan, kuliner merupakan salah satu lokomotif kebangkitan industri kreatif Indonesia. Selama pandemi, kuliner tergolong sektor yang berdampak moderat bagi para pelaku kuliner yang memiliki gerai makanan karena pembatasan mobilitas dan upaya mengurangi kerumunan membuat restoran-restoran harus ditutup sementara.
Meskipun demikian, Sandiaga mengatakan penurunan ini diimbangi dengan bermunculannya UMKM yang menjual produk kuliner melalui platform digital sebagai salah satu strategi agar para pelaku kuliner mampu bertahan di masa pandemi.
Saya berharap semua pihak dapat terus bersinergi dan bersama - sama saling mendukung demi memajukan sektor PAREKRAF Indonesia sehingga mampu memberikan manfaat bagi masyarakat. Khususnya mendukung terbukanya lapangan kerja seluasnya, menggerakkan perekonomian dan mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.” tutup Sandiaga.
Menyambut Hari Pariwisata Sedunia, bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Indonesia Gastronomy Network, Google Arts & Culture dengan bangga meluncurkan “Spice Up The World” (g.co/indonesiaspices) — sebuah halaman yang menampilkan lebih dari 45 kisah digital imersif yang dikuratori oleh para ahli, juga merayakan dan menyoroti keragaman tradisi dan budaya di baliknya gastronomi Indonesia.
Rempah-rempah dari nusantara telah membumbui selera dunia selama lebih dari lima ratus tahun. Ini memicu pelayaran, pertukaran budaya, kemajuan teknologi, juga evolusi ratusan minuman dan makanan yang dinikmati hari ini. Keanekaragaman rempah-rempah dan cara budaya lokal memadukan rempah-rempah itulah yang membuat identitas gastronomi Indonesia spesial.
Baca juga: Bisnis kuliner berkontribusi besar saat pandemi
Baca juga: Padu padan crispy chicken salad dan smoothies sehat ala Lily Minarosa
Halaman “Spice Up The World” menampilkan tradisi, perdagangan dan sejarah, keragaman racikan rempah-rempah dari puluhan daerah, juga potret petani, pasar tradisional dan ilustrasi budaya jajanan kaki lima karya ilustrator lokal, Nugraha Pratama.
"Alam, sejarah, dan budaya semuanya membentuk budaya kuliner Indonesia. Keragaman geografis dan budaya yang sangat besar di seluruh nusantara, telah berkontribusi pada masakan Indonesia yang kaya akan variasi dan rasa," kata Founder Indonesia Gastronomy Network, Vita Datau.
Kepala Hubungan Publik Asia Tenggara di Google, Ryan Rahardjo, menambahkan bahwa inisiatif “Spice up the world” ini merupakan salah satu dari serangkaian upaya Google dalam membantu pemerintah dan sektor pariwisata Indonesia pulih dari pandemi COVID-19 serta juga bentuk kolaborasi bersama dalam membantu mempromosikan kekayaan rempah dan kuliner Indonesia secara internasional.
Makanan telah menjadi ekspresi identitas dan budaya. Belajar serta merasakan makanan — baik melalui wisata kuliner lokal dari rumah maupun online — adalah salah satu cara penting untuk memahami dan melestarikan warisan budaya.
"Melalui inisiatif ini, kami berharap masyarakat Indonesia di dalam dan luar negeri dapat menjelajahi sejarah rempah-rempah Indonesia dari rumah. Juga masyarakat di seluruh dunia dapat mengenal kekayaan gastronomi dan mencoba kuliner Indonesia dimanapun mereka berada.”
Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf, mengatakan mereka berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam tiga cara: membantu industri dan pemerintah untuk mengambil keputusan yang baik dengan mempromosikan solusi berbasis data dengan meluncurkan alat Destination Insights pada tahun lalu, menyelenggarakan Gapura Digital untuk Wonderful Indonesia yang memberikan pelatihan keterampilan digital gratis.
Mereka juga mempersiapkan bisnis pariwisata untuk dapat beradaptasi dengan kewajaran baru, dan membantu menampilkan budaya kuliner Indonesia ke dunia melalui halaman “Spice up the world” di Google Arts & Culture.
"Saya berharap upaya kami akan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia yang ingin membangun kembali sektor pariwisata selama masa sulit ini. Saya pribadi merasa optimis tentang masa depan Indonesia dan tergugah oleh energi dan usaha masyarakat Indonesia. Yang terpenting, kita akan terus berkembang jika kita bisa bekerja sama dalam semangat gotong royong," kata Randy.
Baca juga: Pameran "Food and Hotel Indonesia" resmi dibuka
Baca juga: Bocoran Lisa BLACKPINK rilis "Money" hingga kopi air kelapa Jayapura
Baca juga: Pusat jajanan kuliner Likupang diharapkan dorong pariwisata Sulut
"Saya optimistis kuliner bisa siap bersaing di tengah ketatnya kompetisi pasar lokal, regional, maupun pasar dunia. Tentunya dengan inovasi dan dukungan penuh teknologi digital," kata Sandiaga dalam pembukaan peluncuran halaman “Spice Up The World”, Kamis.
Dia mengatakan, kuliner merupakan salah satu lokomotif kebangkitan industri kreatif Indonesia. Selama pandemi, kuliner tergolong sektor yang berdampak moderat bagi para pelaku kuliner yang memiliki gerai makanan karena pembatasan mobilitas dan upaya mengurangi kerumunan membuat restoran-restoran harus ditutup sementara.
Meskipun demikian, Sandiaga mengatakan penurunan ini diimbangi dengan bermunculannya UMKM yang menjual produk kuliner melalui platform digital sebagai salah satu strategi agar para pelaku kuliner mampu bertahan di masa pandemi.
Saya berharap semua pihak dapat terus bersinergi dan bersama - sama saling mendukung demi memajukan sektor PAREKRAF Indonesia sehingga mampu memberikan manfaat bagi masyarakat. Khususnya mendukung terbukanya lapangan kerja seluasnya, menggerakkan perekonomian dan mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.” tutup Sandiaga.
Menyambut Hari Pariwisata Sedunia, bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Indonesia Gastronomy Network, Google Arts & Culture dengan bangga meluncurkan “Spice Up The World” (g.co/indonesiaspices) — sebuah halaman yang menampilkan lebih dari 45 kisah digital imersif yang dikuratori oleh para ahli, juga merayakan dan menyoroti keragaman tradisi dan budaya di baliknya gastronomi Indonesia.
Rempah-rempah dari nusantara telah membumbui selera dunia selama lebih dari lima ratus tahun. Ini memicu pelayaran, pertukaran budaya, kemajuan teknologi, juga evolusi ratusan minuman dan makanan yang dinikmati hari ini. Keanekaragaman rempah-rempah dan cara budaya lokal memadukan rempah-rempah itulah yang membuat identitas gastronomi Indonesia spesial.
Baca juga: Bisnis kuliner berkontribusi besar saat pandemi
Baca juga: Padu padan crispy chicken salad dan smoothies sehat ala Lily Minarosa
Halaman “Spice Up The World” menampilkan tradisi, perdagangan dan sejarah, keragaman racikan rempah-rempah dari puluhan daerah, juga potret petani, pasar tradisional dan ilustrasi budaya jajanan kaki lima karya ilustrator lokal, Nugraha Pratama.
"Alam, sejarah, dan budaya semuanya membentuk budaya kuliner Indonesia. Keragaman geografis dan budaya yang sangat besar di seluruh nusantara, telah berkontribusi pada masakan Indonesia yang kaya akan variasi dan rasa," kata Founder Indonesia Gastronomy Network, Vita Datau.
Kepala Hubungan Publik Asia Tenggara di Google, Ryan Rahardjo, menambahkan bahwa inisiatif “Spice up the world” ini merupakan salah satu dari serangkaian upaya Google dalam membantu pemerintah dan sektor pariwisata Indonesia pulih dari pandemi COVID-19 serta juga bentuk kolaborasi bersama dalam membantu mempromosikan kekayaan rempah dan kuliner Indonesia secara internasional.
Makanan telah menjadi ekspresi identitas dan budaya. Belajar serta merasakan makanan — baik melalui wisata kuliner lokal dari rumah maupun online — adalah salah satu cara penting untuk memahami dan melestarikan warisan budaya.
"Melalui inisiatif ini, kami berharap masyarakat Indonesia di dalam dan luar negeri dapat menjelajahi sejarah rempah-rempah Indonesia dari rumah. Juga masyarakat di seluruh dunia dapat mengenal kekayaan gastronomi dan mencoba kuliner Indonesia dimanapun mereka berada.”
Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf, mengatakan mereka berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam tiga cara: membantu industri dan pemerintah untuk mengambil keputusan yang baik dengan mempromosikan solusi berbasis data dengan meluncurkan alat Destination Insights pada tahun lalu, menyelenggarakan Gapura Digital untuk Wonderful Indonesia yang memberikan pelatihan keterampilan digital gratis.
Mereka juga mempersiapkan bisnis pariwisata untuk dapat beradaptasi dengan kewajaran baru, dan membantu menampilkan budaya kuliner Indonesia ke dunia melalui halaman “Spice up the world” di Google Arts & Culture.
"Saya berharap upaya kami akan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia yang ingin membangun kembali sektor pariwisata selama masa sulit ini. Saya pribadi merasa optimis tentang masa depan Indonesia dan tergugah oleh energi dan usaha masyarakat Indonesia. Yang terpenting, kita akan terus berkembang jika kita bisa bekerja sama dalam semangat gotong royong," kata Randy.
Baca juga: Pameran "Food and Hotel Indonesia" resmi dibuka
Baca juga: Bocoran Lisa BLACKPINK rilis "Money" hingga kopi air kelapa Jayapura
Baca juga: Pusat jajanan kuliner Likupang diharapkan dorong pariwisata Sulut
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021
Tags: