NHTSA buka penyelidikan baru kasus airbag Takata
23 September 2021 09:07 WIB
Arsip Foto - Pengunjung berjalan di belakang logo Takata Corp yang dipajang di ruang pamer kendaraan di Tokyo, Jepang, Kamis (25/6/2015). ANTARA/REUTERS/Yuya Shino/am.
Jakarta (ANTARA) - Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) Amerika Serikat membuka penyelidikan baru atas kasus kerusakan inflator airbag Takata yang melibatkan 30 juta kendaraan di Amerika Serikat (AS).
Kerusakan itu melibatkan mobil yang diproduksi tahun 2001-2019 meliputi merek Honda, Ford, Toyota, General Motors, Nissan, Subaru, Ferrari, Mazda, Daimler, BMW, Chrysler, Porsche, Jaguar Land Rover, dan lain-lain.
"30 juta kendaraan mungkin telah diproduksi dengan inflator airbag yang rusak atau mungkin telah dilengkapi dengan airbag yang rusak selama perbaikan penarikan sebelumnya," lapor Reuters, Kamis.
"Meskipun tidak ada risiko keselamatan yang telah diidentifikasi saat ini, pemeriksaan selanjutnya diperlukan untuk mengevaluasi risiko masa depan dari inflator yang tidak ditarik kembali," kata NHTSA.
"Studi lebih lanjut diperlukan untuk menilai keamanan jangka panjang dari inflator," tambah NHTSA.
Tidak disebutkan berapa banyak kendaraan per pabrikan yang terlibat dalam penyelidikan terbaru ini.
Lebih dari 67 juta inflator airbag Takata telah ditarik di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir. Setidaknya 28 orang telah tewas di seluruh dunia karena inflator airbag yang rusak, dengan 19 dari kematian tersebut terjadi di Amerika Serikat.
Baca juga: AS buka penyelidikan atas 30 juta kendaraan terkait inflator airbag
Baca juga: Chevrolet Indonesia recall empat model mobil terkait airbag Takata
Baca juga: Ford tarik lagi 3 juta kendaraan bermasalah kantung udara
Kerusakan itu melibatkan mobil yang diproduksi tahun 2001-2019 meliputi merek Honda, Ford, Toyota, General Motors, Nissan, Subaru, Ferrari, Mazda, Daimler, BMW, Chrysler, Porsche, Jaguar Land Rover, dan lain-lain.
"30 juta kendaraan mungkin telah diproduksi dengan inflator airbag yang rusak atau mungkin telah dilengkapi dengan airbag yang rusak selama perbaikan penarikan sebelumnya," lapor Reuters, Kamis.
"Meskipun tidak ada risiko keselamatan yang telah diidentifikasi saat ini, pemeriksaan selanjutnya diperlukan untuk mengevaluasi risiko masa depan dari inflator yang tidak ditarik kembali," kata NHTSA.
"Studi lebih lanjut diperlukan untuk menilai keamanan jangka panjang dari inflator," tambah NHTSA.
Tidak disebutkan berapa banyak kendaraan per pabrikan yang terlibat dalam penyelidikan terbaru ini.
Lebih dari 67 juta inflator airbag Takata telah ditarik di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir. Setidaknya 28 orang telah tewas di seluruh dunia karena inflator airbag yang rusak, dengan 19 dari kematian tersebut terjadi di Amerika Serikat.
Baca juga: AS buka penyelidikan atas 30 juta kendaraan terkait inflator airbag
Baca juga: Chevrolet Indonesia recall empat model mobil terkait airbag Takata
Baca juga: Ford tarik lagi 3 juta kendaraan bermasalah kantung udara
Penerjemah: Chairul Rohman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021
Tags: