Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengunjungi Bio Farma Bandung guna meninjau ketersediaan vaksin, fasilitas penyimpanan hingga peninjauan distribusi vaksin.

“Kita sedang melakukan pengawasan terkait dengan distribusi dan persediaan sesuai dengan permintaan dari Menteri Maritim dan Investasi beserta Menteri Kesehatan,” kata Deputi Kepala BPKP Bidang Polhukam PMK Iwan Taufiq Purwanto dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.

Iwan menjelaskan kunjungan kerja ke Bio Farma untuk melihat dan melakukan pengecekan secara langsung ketersediaan vaksin untuk mempercepat proses vaksinasi.

Ia berharap langkah BPKP tersebut dapat mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target kekebalan tubuh atau herd immunity pada akhir Desember 2021 mendatang.

Deputi Bidang Akuntan Negara Sally Salamah menyampaikan bahwa Kedeputian di BPKP beserta Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat melakukan kolaborasi untuk melakukan pengawasan atas pengadaan dan distribusi vaksin COVID-19.

“Hasilnya nanti akan kita tindak lanjuti bersama untuk mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat capaian target vaksinasi,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Operasi Bio Farma M. Rahman Roestan mengapresiasi BPKP yang telah mengawal ketersediaan vaksin COVID-19 untuk Indonesia.

“Pandemi ini harus ditangani dengan cepat, dimulai dari penyediaan vaksinnya, penerimaan bulk dan proses produksinya di Bio Farma, hingga ke distribusinya. Kami terbantu dengan diperlihatkannya rambu-rambu, sehingga kami dapat menjalankan penugasan ini dengan tepat sesuai peraturan yang ada,” ungkap Rahman.

Hingga 21 September 2021, Bio Farma telah mendistribusikan vaksin COVID-19 sebanyak 171.364.570 dosis, yang terdiri dari CoronaVac 33.805.658 dosis, COVID-19 Bio Farma 104.368.200 dosis, AZ (Covax, B2B, Hibah) 20.136.284 dosis, Moderna 7.871.318 dosis, Sinopharm (Hibah) 720.766 dosis, dan Pfizer sebanyak 4.462.344 dosis.

Baca juga: Bio Farma telah distribusikan 129 juta dosis vaksin
Baca juga: BPKP kawal dana hibah bagi daerah terdampak COVID-19
Baca juga: Bio Farma: Pengolahan "bulk" menjadi vaksin perlu waktu satu bulan