Di depan investor Eropa, Bahlil tegaskan RI dorong hilirisasi industri
21 September 2021 19:54 WIB
Presiden Joko Widodo meninjau mobil listrik dan alat pengisi daya baterainya saat meresmikan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9/2021). ANTARA FOTO/HO-Biro Pers Media Setpres/Agus Suparto/Handout/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan upaya Indonesia yang tengah mendorong hilirisasi industri lewat investasi di depan para investor Eropa.
"Indonesia hari ini masuk pada fase di mana dalam investasi mulai terjadi pergeseran. Dulunya kami ekspor bahan baku, sekarang kami mulai mendorong hilirisasi industri," katanya dalam Investment Dialogue on the "Post Pandemic Economic Recovery: Attracting Investment through Structural Reform" yang digelar daring oleh Eurocham dan Kementerian Investasi/BKPM dan dipantau dari Jakarta, Selasa.
Bahlil menuturkan Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya dengan potensi 17 ribu pulau dan 270 juta penduduk. Sebanyak 43 persen populasi Asia Tenggara juga berada di Indonesia.
Kendati demikian, pemerintah kini tak ingin membangun Indonesia dengan pola-pola lama. Pemerintah kini tengah mendorong hilirisasi seluruh sumber daya alam yang dimiliki, termasuk dengan pengembangan industri baterai kendaraan listrik dan kendaraan listriknya.
Hal itu pun sejalan dengan tren global untuk meninggalkan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan.
"Indonesia tengah mencanangkan untuk membangun hilirisasi industri nikel ke arah baterai (listrik) terintegrasi," katanya.
Pemerintah pun telah mengantongi investasi senilai 9,8 miliar dolar AS (setara Rp142 triliun) untuk pengembangan industri baterai kendaraan listrik secara terintegrasi dari Korea Selatan.
Pekan lalu, Rabu (15/9/2021), tahap pertama investasi asal Negeri Ginseng itu telah mulai terealisasi dengan dibangunnya pabrik battery cell senilai 1,1 miliar dolar AS di Karawang, Jawa Barat.
"Kita akan bangun dari hulu. Dari tambangnya, smelternya, HPAL (pengolahan nikel), prekursor, katode, sel baterai, mobil sampai recycle-nya itu semua akan dibangun di Indonesia. Tahap pertama kemarin sudah kita bangun di Karawang. Ini adalah bagian pergeseran prioritas pembangunan Indonesia di bidang investasi," katanya.
Oleh karena itu, Bahlil pun mengundang para investor Eropa untuk ikut bergabung dan mengembangkan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.
"Saya undang Bapak dan Ibu untuk datang berinvestasi di Indonesia. Yakinlah bahwa pemerintah akan selalu membantu mencari solusi yang terbaik untuk kemudahan berusaha dan kesinambungan berusaha di Indonesia," katanya.
Baca juga: Bahlil undang Eropa ikut bangun industri baterai kendaraan listrik
Baca juga: Bahlil sebut China juga akan "groundbreaking" pabrik baterai listrik
Baca juga: Bahlil: Saat ini momentum terbaik bangun baterai kendaraan listrik
"Indonesia hari ini masuk pada fase di mana dalam investasi mulai terjadi pergeseran. Dulunya kami ekspor bahan baku, sekarang kami mulai mendorong hilirisasi industri," katanya dalam Investment Dialogue on the "Post Pandemic Economic Recovery: Attracting Investment through Structural Reform" yang digelar daring oleh Eurocham dan Kementerian Investasi/BKPM dan dipantau dari Jakarta, Selasa.
Bahlil menuturkan Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya dengan potensi 17 ribu pulau dan 270 juta penduduk. Sebanyak 43 persen populasi Asia Tenggara juga berada di Indonesia.
Kendati demikian, pemerintah kini tak ingin membangun Indonesia dengan pola-pola lama. Pemerintah kini tengah mendorong hilirisasi seluruh sumber daya alam yang dimiliki, termasuk dengan pengembangan industri baterai kendaraan listrik dan kendaraan listriknya.
Hal itu pun sejalan dengan tren global untuk meninggalkan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan.
"Indonesia tengah mencanangkan untuk membangun hilirisasi industri nikel ke arah baterai (listrik) terintegrasi," katanya.
Pemerintah pun telah mengantongi investasi senilai 9,8 miliar dolar AS (setara Rp142 triliun) untuk pengembangan industri baterai kendaraan listrik secara terintegrasi dari Korea Selatan.
Pekan lalu, Rabu (15/9/2021), tahap pertama investasi asal Negeri Ginseng itu telah mulai terealisasi dengan dibangunnya pabrik battery cell senilai 1,1 miliar dolar AS di Karawang, Jawa Barat.
"Kita akan bangun dari hulu. Dari tambangnya, smelternya, HPAL (pengolahan nikel), prekursor, katode, sel baterai, mobil sampai recycle-nya itu semua akan dibangun di Indonesia. Tahap pertama kemarin sudah kita bangun di Karawang. Ini adalah bagian pergeseran prioritas pembangunan Indonesia di bidang investasi," katanya.
Oleh karena itu, Bahlil pun mengundang para investor Eropa untuk ikut bergabung dan mengembangkan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.
"Saya undang Bapak dan Ibu untuk datang berinvestasi di Indonesia. Yakinlah bahwa pemerintah akan selalu membantu mencari solusi yang terbaik untuk kemudahan berusaha dan kesinambungan berusaha di Indonesia," katanya.
Baca juga: Bahlil undang Eropa ikut bangun industri baterai kendaraan listrik
Baca juga: Bahlil sebut China juga akan "groundbreaking" pabrik baterai listrik
Baca juga: Bahlil: Saat ini momentum terbaik bangun baterai kendaraan listrik
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: