Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta pada Rabu sore turun 11 poin menjadi di kisaran Rp9.032-Rp8.942 per dolar AS dibanding penutupan sebelumnya Rp9.021-Rp8.931.

Analis PT Millenium Danatama Securities, Ahmad Riyadi, di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa melemahnya rupiah terjadi setelah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan senilai 6,5 persen. Besaran suku bunga acuan tersebut sudah bertahan sejak 2010.

Namun, lanjut dia, pelaku pasar melepas rupiah cenderung hati-hati sehingga koreksi harga terhadap rupiah tidak begitu besar, dan investor menunggu apakah ada faktor positif yang mendorong untuk kembali membeli rupiah.

"Bank Indonesia telah memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6,5 persen dan dinilai sangat baik terhadap pasar maupun likuiditas Rupiah, karena apabila BI menaikkan BI Rate maka pasar saham akan diserbu investor asing, dan dapat terjadi buble," katanya.

Hal ini, kata dia, akan mendorong pelaku asing tetap menempatkan dananya di pasar uang maupun di pasar saham, karena selisih bunga rupiah terhadap dolar AS tetap tinggi.

Euro diperdagangkan pada 1,3253 per dolar AS dari 1,3225 per dolar dan Yen 82,18 per dolar AS dari 82,01 per dolar AS.

"Namun, ke depan peluang rupiah untuk naik masih besar, karena investasi asing di pasar tetap tumbuh," kata Ahmad.

Sementara itu, data kurs tengah BI Rupiah hari ini berada di posisi Rp8.987 atau turun dibanding sebelumnya yang senilai Rp8.976 per dolar AS.
(ANT/P003)