Satgas: Level PPKM turun sebagai hasil kolaborasi seluruh masyarakat
21 September 2021 18:03 WIB
Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Alexander Ginting berbicara dalam dialog virtual Ayo Pakai Masker, Ayo Cepat Vaksin di Jakarta, Selasa (21/9/2021). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Alexander Ginting mengatakan keberhasilan penurunan level PPKM saat ini merupakan hasil dari kerja sama dan kolaborasi seluruh lapisan masyarakat.
"Ini semua kerja sambil berkolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan seluruh organisasi kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan di dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Inilah yang mungkin tidak bisa dilihat di negara-negara lain. Inilah menjadi contoh bagaimana PPKM ini bisa menjadi role model untuk Indonesia," kata Alexander dalam dialog virtual Ayo Pakai Masker, Ayo Cepat Vaksin di Jakarta, Selasa.
Alexander menuturkan PPKM merupakan salah satu instrumen model ala Indonesia dalam rangka menanggulangi COVID-19.
Baca juga: Vaksinasi aglomerasi targetkan Surabaya Raya masuk PPKM Level 1
PPKM memberikan sejumlah manfaat, yakni bisa menurunkan mobilitas, meningkatkan kinerja pos komando PPKM di tingkat desa dan kelurahan, membentuk pengawasan yang lebih ketat terhadap perilaku masyarakat untuk menggunakan 3M dalam rangka memutus penularan COVID-19.
Selain itu, PPKM juga bisa mendorong 3T (pengujian, pelacakan kontak, dan perawatan) terutama pelacakan kontak bisa bekerja terus-menerus.
"PPKM ini harus dilaksanakan terus-menerus kendatipun kasus sudah menurun dan PPKM juga bisa untuk penanggulangan, untuk pencegahan dan PPKM ini juga bisa kita gunakan untuk mengontrol supaya tidak ada lonjakan di kemudian hari," tuturnya.
Alexander menuturkan semenjak melaksanakan PPKM darurat pada Juli 2021, dilanjutkan dengan PPKM dengan level mulai dari 1-4, dan dilakukan perpanjangan PPKM hingga yang kesembilan kalinya, terlihat kasus COVID-19 turun dan banyak yang berbeda dari situasi pada Juli 2021 dibanding saat ini, khususnya tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit yang sebelumnya bisa sampai 90 persen akhirnya turun hingga di bawah 20 persen.
Begitu juga dengan kasus aktif dan kasus positif COVID-19 sudah turun sedemikian rupa hingga di bawah 10.000-an, dan kemudian angka kematian sudah di level 200-an.
Baca juga: Daerah Jawa-Bali sudah tidak ada lagi PPKM level 4
"Perkembangan ini cukup baik dan kemudian responsnya sangat cepat dan tentu ini terjadi oleh karena gerak cepat dari seluruh elemen yang ada baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian RI bersama dengan Satgas. Ini tidak mungkin bisa dikerjakan kalau hanya pemerintah saja tetapi juga ini melibatkan masyarakat," ujar Alexander.
Selain itu, saat ini juga sudah terjadi penurunan level PPKM dari yang sebelumnya level 4 dengan insiden sangat tinggi menjadi level 3 dengan insiden tinggi, kemudian ada yang sudah di level 2 dengan insiden sedang dan di level 1 dengan insiden rendah.
Sudah tidak ada lagi daerah di wilayah Pulau Jawa dan Bali yang berstatus PPKM level 4.
Namun, masih ada beberapa daerah yang melaksanakan PPKM level 4 yakni Aceh Tamiang dan Pidie di Aceh, Bangka di Bangka Belitung, Padang di Sumatera Barat, Banjarbaru dan Banjarmasin di Kalimantan Selatan, Kota Balikpapan dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur, serta Kota Tarakan dan Bulungan di Kalimantan Selatan.
Sedangkan PPKM level 3 berlaku di 105 kabupaten/kota, PPKM level 2 di 250 kabupaten/kota, dan PPKM level 1 di 21 kabupaten/kota.
Baca juga: Gerakan Pakai Masker: Patuhi protokol kesehatan meski level PPKM turun
"Ini semua kerja sambil berkolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan seluruh organisasi kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan di dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Inilah yang mungkin tidak bisa dilihat di negara-negara lain. Inilah menjadi contoh bagaimana PPKM ini bisa menjadi role model untuk Indonesia," kata Alexander dalam dialog virtual Ayo Pakai Masker, Ayo Cepat Vaksin di Jakarta, Selasa.
Alexander menuturkan PPKM merupakan salah satu instrumen model ala Indonesia dalam rangka menanggulangi COVID-19.
Baca juga: Vaksinasi aglomerasi targetkan Surabaya Raya masuk PPKM Level 1
PPKM memberikan sejumlah manfaat, yakni bisa menurunkan mobilitas, meningkatkan kinerja pos komando PPKM di tingkat desa dan kelurahan, membentuk pengawasan yang lebih ketat terhadap perilaku masyarakat untuk menggunakan 3M dalam rangka memutus penularan COVID-19.
Selain itu, PPKM juga bisa mendorong 3T (pengujian, pelacakan kontak, dan perawatan) terutama pelacakan kontak bisa bekerja terus-menerus.
"PPKM ini harus dilaksanakan terus-menerus kendatipun kasus sudah menurun dan PPKM juga bisa untuk penanggulangan, untuk pencegahan dan PPKM ini juga bisa kita gunakan untuk mengontrol supaya tidak ada lonjakan di kemudian hari," tuturnya.
Alexander menuturkan semenjak melaksanakan PPKM darurat pada Juli 2021, dilanjutkan dengan PPKM dengan level mulai dari 1-4, dan dilakukan perpanjangan PPKM hingga yang kesembilan kalinya, terlihat kasus COVID-19 turun dan banyak yang berbeda dari situasi pada Juli 2021 dibanding saat ini, khususnya tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit yang sebelumnya bisa sampai 90 persen akhirnya turun hingga di bawah 20 persen.
Begitu juga dengan kasus aktif dan kasus positif COVID-19 sudah turun sedemikian rupa hingga di bawah 10.000-an, dan kemudian angka kematian sudah di level 200-an.
Baca juga: Daerah Jawa-Bali sudah tidak ada lagi PPKM level 4
"Perkembangan ini cukup baik dan kemudian responsnya sangat cepat dan tentu ini terjadi oleh karena gerak cepat dari seluruh elemen yang ada baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian RI bersama dengan Satgas. Ini tidak mungkin bisa dikerjakan kalau hanya pemerintah saja tetapi juga ini melibatkan masyarakat," ujar Alexander.
Selain itu, saat ini juga sudah terjadi penurunan level PPKM dari yang sebelumnya level 4 dengan insiden sangat tinggi menjadi level 3 dengan insiden tinggi, kemudian ada yang sudah di level 2 dengan insiden sedang dan di level 1 dengan insiden rendah.
Sudah tidak ada lagi daerah di wilayah Pulau Jawa dan Bali yang berstatus PPKM level 4.
Namun, masih ada beberapa daerah yang melaksanakan PPKM level 4 yakni Aceh Tamiang dan Pidie di Aceh, Bangka di Bangka Belitung, Padang di Sumatera Barat, Banjarbaru dan Banjarmasin di Kalimantan Selatan, Kota Balikpapan dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur, serta Kota Tarakan dan Bulungan di Kalimantan Selatan.
Sedangkan PPKM level 3 berlaku di 105 kabupaten/kota, PPKM level 2 di 250 kabupaten/kota, dan PPKM level 1 di 21 kabupaten/kota.
Baca juga: Gerakan Pakai Masker: Patuhi protokol kesehatan meski level PPKM turun
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: