Laporan dari China
Redam emosi investor, Evergrande tawarkan opsi pembayaran utang
21 September 2021 10:34 WIB
Arsip foto - Pemain Guangzhou Evergrande Zhang Linpeng (kanan) berebut bola dengan pemain Suwon Bluewings Sanghyeok Park pada laga AFC Champions League Grup G di Khalifa International Stadium, Doha, Qatar, Minggu (22/11/2020). ANTARA FOTO/ REUTERS/Ibraheem Al Omari/aww/pri.
Beijing (ANTARA) - Evergrande Group menawarkan opsi pembayaran utang-utangnya untuk meredam emosi para investor yang ramai-ramai "menggeruduk" kantor perusahaan real estate terbesar di China, itu.
Jika investor meminta pembayaran berupa aset properti, maka dapat menghubungi konsultan investasi atau mendatangi resepsionis dengan membawa kartu identitas dan kontrak investasi, demikian pengumuman manajemen aset Evergrande yang beredar di media China, Selasa.
Pengumuman itu merupakan salah satu dari tiga opsi yang ditawarkan pihak Evergrande setelah ratusan investor mendatangi kantor pusat Evergrande di Kota Shenzhen, Provinsi Guangzhou, untuk menuntut pengembalian dana investor sebesar 40 miliar yuan atau sekitar Rp88,1 triliun.
Dengan adanya penawaran terbaru itu, maka permintaan investor berupa uang tunai dapat dibayarkan dengan cara diangsur atau dalam bentuk properti, demikian pernyataan Manajer Aset Evergrande Du Liang.
Baca juga: Dolar tahan kenaikan di Asia, yuan tertekan kenaikan risiko Evergrande
Menurut dia, investor bisa mendapatkan diskon 28 hingga 52 persen dari harga saat ini jika mereka memilih properti Evergrande dalam bentuk apartemen, toko, atau tempat parkir.
"Bagi investor, apartemen tidak selikuid uang tunai. Jadi opsi itu mungkin bukan yang terbaik, meskipun juga bukan yang terburuk," kata Direktur Chanson&Co, Shen Meng, yang bergerak di bidang investasi perbankan sebagaimana dikutip Global Times.
Masalah likuiditas Evergrande diduga disebabkan oleh kredit sebelumnya yang terus meningkat.
Perusahaan properti yang pernah mendanai klub sepak bola terkuat di China tersebut terlilit krisis likuiditas dalam beberapa pekan terakhir.
Evergrande dilaporkan sedang mengalami kegagalan memenuhi kewajiban utang senilai 300 miliar dolar AS (Rp4,2 kuadriliun).
Berkembang spekulasi bahwa otoritas China akan turun tangan untuk menyelamatkan Evergrande. Namun sepertinya harapan itu sangat tipis.
"Evergrande masih memiliki aset yang cukup besar untuk memenuhi kewajibannya. Kalau ada lembaga keuangan yang memberikan pinjaman, pemerintah tidak perlu turun tangan," kata Shen.
Evergrande, lanjut dia, juga mampu menyelesaikan kewajiban utang-utangnya dengan menjual aset-asetnya meskipun tetap mengalami kerugian besar.
Baca juga: Saham China berakhir anjlok di tengah ketakutan kejatuhan Evergrande
Baca juga: Evergrande bangun dua stadion berkapasitas 80.000 di China
Jika investor meminta pembayaran berupa aset properti, maka dapat menghubungi konsultan investasi atau mendatangi resepsionis dengan membawa kartu identitas dan kontrak investasi, demikian pengumuman manajemen aset Evergrande yang beredar di media China, Selasa.
Pengumuman itu merupakan salah satu dari tiga opsi yang ditawarkan pihak Evergrande setelah ratusan investor mendatangi kantor pusat Evergrande di Kota Shenzhen, Provinsi Guangzhou, untuk menuntut pengembalian dana investor sebesar 40 miliar yuan atau sekitar Rp88,1 triliun.
Dengan adanya penawaran terbaru itu, maka permintaan investor berupa uang tunai dapat dibayarkan dengan cara diangsur atau dalam bentuk properti, demikian pernyataan Manajer Aset Evergrande Du Liang.
Baca juga: Dolar tahan kenaikan di Asia, yuan tertekan kenaikan risiko Evergrande
Menurut dia, investor bisa mendapatkan diskon 28 hingga 52 persen dari harga saat ini jika mereka memilih properti Evergrande dalam bentuk apartemen, toko, atau tempat parkir.
"Bagi investor, apartemen tidak selikuid uang tunai. Jadi opsi itu mungkin bukan yang terbaik, meskipun juga bukan yang terburuk," kata Direktur Chanson&Co, Shen Meng, yang bergerak di bidang investasi perbankan sebagaimana dikutip Global Times.
Masalah likuiditas Evergrande diduga disebabkan oleh kredit sebelumnya yang terus meningkat.
Perusahaan properti yang pernah mendanai klub sepak bola terkuat di China tersebut terlilit krisis likuiditas dalam beberapa pekan terakhir.
Evergrande dilaporkan sedang mengalami kegagalan memenuhi kewajiban utang senilai 300 miliar dolar AS (Rp4,2 kuadriliun).
Berkembang spekulasi bahwa otoritas China akan turun tangan untuk menyelamatkan Evergrande. Namun sepertinya harapan itu sangat tipis.
"Evergrande masih memiliki aset yang cukup besar untuk memenuhi kewajibannya. Kalau ada lembaga keuangan yang memberikan pinjaman, pemerintah tidak perlu turun tangan," kata Shen.
Evergrande, lanjut dia, juga mampu menyelesaikan kewajiban utang-utangnya dengan menjual aset-asetnya meskipun tetap mengalami kerugian besar.
Baca juga: Saham China berakhir anjlok di tengah ketakutan kejatuhan Evergrande
Baca juga: Evergrande bangun dua stadion berkapasitas 80.000 di China
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: