Sehari, PeduliLindungi diakses 50 juta kali
20 September 2021 18:30 WIB
Pengunjung memindai barcode saat simulasi penggunaan aplikasi Pedulilindungi di kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (17/9/2021). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/foc.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan aplikasi PeduliLindungi saat ini telah diakses lebih dari 50 juta kali dalam sehari oleh masyarakat yang beraktivitas di berbagai ruang publik.
"Minggu lalu sudah menyentuh delapan juta barcode yang digunakan oleh seluruh orang Indonesia yang mengunjungi tempat publik per hari dan juga websitenya sudah dikunjungi lebih dari 40 juta sehari," kata dia saat menyampaikan keterangan pers PPKM yang diikuti dari Youtube Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin sore.
Jumlah tersebut dihimpun Kementerian Kesehatan dari upaya skrining pengunjung di berbagai ruang publik, seperti sektor perdagangan (pusat perbelanjaan, pasar modern, dan pasar tradisional), transportasi (darat, laut, udara), pariwisata (hotel, restoran, pertunjukan), kantor/pabrik (pemerintah, swasta, bank, pabrik besar, UMKM/IRT),
keagamaan (masjid, gereja, wihara, pura, kegiatan keagamaan) serta pendidikan (PAUD, SD, SMP/SMA, perguruan tinggi).
"Jadi kalau kita 'check-in' itu nanti 'airport' akan langsung mencari datanya dari websitenya aplikasi PeduliLindungi," katanya.
Baca juga: Satgas wajibkan pelaku perjalanan dalam negeri gunakan PeduliLindungi
Budi mengakui bahwa masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari aplikasi PeduliLindungi untuk menjangkau perlindungan lebih masif bagi masyarakat dari penularan COVID-19.
"Masih perlu perbaikan dari sisi keamanan, dari sisi kinerja, dari sisi fungsinya yang harus kita perbaiki. Namun untuk satu aplikasi kesehatan nasional yang baru diluncurkan kurang dari dua bulan, aplikasi PeduliLindungi memang sudah terbukti bisa membangun infrastruktur pengawas protokol kesehatan berbasis teknologi informasi," katanya.
Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, kata Budi, aplikasi tersebut sedang diupayakan untuk bisa tersambung dengan aplikasi setara lainnya dari luar negeri.
"Agar memudahkan implementasi protokol kesehatan untuk lintas negara," katanya.
Baca juga: Sebagian pengunjung Borobudur belum siapkan aplikasi pedulilindungi
Baca juga: Erick tinjau penggunaan PeduliLindungi di Ketapang dan Gilimanuk
Baca juga: Optimalkan dukungan teknologi informasi menuju hidup bersama COVID-19
"Minggu lalu sudah menyentuh delapan juta barcode yang digunakan oleh seluruh orang Indonesia yang mengunjungi tempat publik per hari dan juga websitenya sudah dikunjungi lebih dari 40 juta sehari," kata dia saat menyampaikan keterangan pers PPKM yang diikuti dari Youtube Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin sore.
Jumlah tersebut dihimpun Kementerian Kesehatan dari upaya skrining pengunjung di berbagai ruang publik, seperti sektor perdagangan (pusat perbelanjaan, pasar modern, dan pasar tradisional), transportasi (darat, laut, udara), pariwisata (hotel, restoran, pertunjukan), kantor/pabrik (pemerintah, swasta, bank, pabrik besar, UMKM/IRT),
keagamaan (masjid, gereja, wihara, pura, kegiatan keagamaan) serta pendidikan (PAUD, SD, SMP/SMA, perguruan tinggi).
"Jadi kalau kita 'check-in' itu nanti 'airport' akan langsung mencari datanya dari websitenya aplikasi PeduliLindungi," katanya.
Baca juga: Satgas wajibkan pelaku perjalanan dalam negeri gunakan PeduliLindungi
Budi mengakui bahwa masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari aplikasi PeduliLindungi untuk menjangkau perlindungan lebih masif bagi masyarakat dari penularan COVID-19.
"Masih perlu perbaikan dari sisi keamanan, dari sisi kinerja, dari sisi fungsinya yang harus kita perbaiki. Namun untuk satu aplikasi kesehatan nasional yang baru diluncurkan kurang dari dua bulan, aplikasi PeduliLindungi memang sudah terbukti bisa membangun infrastruktur pengawas protokol kesehatan berbasis teknologi informasi," katanya.
Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, kata Budi, aplikasi tersebut sedang diupayakan untuk bisa tersambung dengan aplikasi setara lainnya dari luar negeri.
"Agar memudahkan implementasi protokol kesehatan untuk lintas negara," katanya.
Baca juga: Sebagian pengunjung Borobudur belum siapkan aplikasi pedulilindungi
Baca juga: Erick tinjau penggunaan PeduliLindungi di Ketapang dan Gilimanuk
Baca juga: Optimalkan dukungan teknologi informasi menuju hidup bersama COVID-19
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021
Tags: