Stafsus Menkeu: Indonesia perlu mengatasi 'gap' edukasi
20 September 2021 15:53 WIB
Tangkapan layar Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo dalam talkshow daring InFest Inkubasi 2021 di Jakarta, Senin (20/9/2021). (ANTARA/Sanya Dinda)
Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo mengatakan masyarakat usia muda Indonesia akan menghadapi beberapa tantangan ke depan, termasuk gap atau kesenjangan akses terhadap edukasi yang mesti diatasi.
“Harus bisa mengatasi bagaimana tingkat pendidikan bisa lebih setara, akses kepada pengetahuan bisa lebih baik,” kata Prastowo dalam talkshow daring InFest Inkubasi 2021 yang dipantau di Jakarta, Senin.
Tantangan selanjutnya, menurutnya, berupa konektivitas untuk menghubungkan antara satu daerah dengan daerah lain di Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
Di samping itu, disrupsi teknologi juga dapat menjadi tantangan, di manakah informasi yang relevan hari ini mungkin akan tidak relevan lagi keesokan harinya. Untuk ini, masyarakat muda yang akan menjadi pemimpin bangga pada masa mendatang perlu tidak cepat berpuas diri dan terus melakukan pembaharuan.
“Sebaiknya tidak berpikir bahwa apa yang kita lakukan sekarang merupakan puncak pencapaian sehingga tidak mau terbuka terhadap inovasi lain,” imbuh Prastowo.
Sementara itu, terkait investasi, masyarakat berusia muda harus mampu mengantisipasi, menimbang, memilah, serta memilih investasi yang paling baik berdasarkan informasi yang benar.
“Jangan sampai terjebak dengan arus informasi yang tidak benar, misalnya terkait pemerintah berhutang terus, bahaya, tiap bayi lahir sudah ada utang. Jangan mau ditakut-takuti seperti itu, harus berani mencari informasi yang benar,” ucapnya.
Ia juga menambahkan bahwa masyarakat berusia muda harus menyadari investasi tidak hanya soal keinginan mendapatkan keuntungan, tapi merupakan kebutuhan untuk bersiap menghadapi masa depan.
Baca juga: Kemenkeu luncurkan podcast D'Maestro perluas edukasi keuangan negara
Baca juga: Sri Mulyani minta jajarannya beri edukasi masyarakat tentang APBN
Baca juga: Kemenkeu akan edukasi pemda cegah makelar anggaran
“Harus bisa mengatasi bagaimana tingkat pendidikan bisa lebih setara, akses kepada pengetahuan bisa lebih baik,” kata Prastowo dalam talkshow daring InFest Inkubasi 2021 yang dipantau di Jakarta, Senin.
Tantangan selanjutnya, menurutnya, berupa konektivitas untuk menghubungkan antara satu daerah dengan daerah lain di Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
Di samping itu, disrupsi teknologi juga dapat menjadi tantangan, di manakah informasi yang relevan hari ini mungkin akan tidak relevan lagi keesokan harinya. Untuk ini, masyarakat muda yang akan menjadi pemimpin bangga pada masa mendatang perlu tidak cepat berpuas diri dan terus melakukan pembaharuan.
“Sebaiknya tidak berpikir bahwa apa yang kita lakukan sekarang merupakan puncak pencapaian sehingga tidak mau terbuka terhadap inovasi lain,” imbuh Prastowo.
Sementara itu, terkait investasi, masyarakat berusia muda harus mampu mengantisipasi, menimbang, memilah, serta memilih investasi yang paling baik berdasarkan informasi yang benar.
“Jangan sampai terjebak dengan arus informasi yang tidak benar, misalnya terkait pemerintah berhutang terus, bahaya, tiap bayi lahir sudah ada utang. Jangan mau ditakut-takuti seperti itu, harus berani mencari informasi yang benar,” ucapnya.
Ia juga menambahkan bahwa masyarakat berusia muda harus menyadari investasi tidak hanya soal keinginan mendapatkan keuntungan, tapi merupakan kebutuhan untuk bersiap menghadapi masa depan.
Baca juga: Kemenkeu luncurkan podcast D'Maestro perluas edukasi keuangan negara
Baca juga: Sri Mulyani minta jajarannya beri edukasi masyarakat tentang APBN
Baca juga: Kemenkeu akan edukasi pemda cegah makelar anggaran
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: