Jakarta (ANTARA) - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB) menilai upaya transformasi digital yang terus dilakukan perseroan membantu menjaga kinerja saat pandemi COVID-19 yang telah melanda Indonesia 1,5 tahun terakhir.

Direktur IT, Treasury & International Banking Bank BJB Rio Lanasier mencontohkan, pada 2019 perseroan telah meluncurkan kampanye Pasar Nga-Digi yang memungkinkan masyarakat untuk berbelanja ke pasar dari rumah di mana sistem pembayaran yang dilakukan memanfaatkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) bank bjb.

"Kami sudah siap sebelum ini (pandemi) tiba. Banyak penerapan inovasi digital yang telah dilakukan. Salah satu momen yang paling berpengaruh itu pada saat peluncuran transaksi nontunai melalui QRIS Bank BJB, sehingga warga bisa berbelanja secara mobile dengan e-wallet mereka. Hal ini sangat membantu performance Bank BJB pada 2020-2021," ujar Rio dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Dengan upaya digitalisasi yang berkelanjutan, Rio berharap hal tersebut dapat menarik masyarakat sehingga sebaran nasabah pun kian bertambah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perseroan ke depannya.

Sementara itu, analis Senior CSA Reza Priyambada melihat kinerja BJBR cukup positif di mana sepanjang semester pertama pendapatan dan laba perseroan mengalami kenaikan yang ditopang oleh kredit yang meningkat. Ia menambahkan bahwa dari sisi beban juga relatif terkelola dengan baik.

Berdasarkan laporan keuangan per akhir Juni 2021, BJBR mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp924,42 miliar, naik 14,42 persen dari laba semester I 2020 sebesar Rp807,92 miliar. Pertumbuhan laba ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga 7,85 persen (yoy) menjadi Rp6,48 triliun.

Perseroan pun mampu menekan beban bunga sehingga turun 5,05 persen (yoy) menjadi Rp2,78 triliun sehingga pendapatan bunga bersih pun tumbuh 20,14 persen (yoy) dari Rp3,08 triliun menjadi Rp3,69 triliun.

"Kalau dilihat dari chartnya cukup menarik pergerakan dari BJBR sekarang posisi di 1.300-an kemudian waktu awal tahun sempat di 1.800-an masih memiliki potensi kenaikan yang cukup besar. Target BJBR kalau dalam waktu dekat 1.450. Tapi kalau dilihat dari rekomendasi 1.800-1.900 itu bisa menjadi acuan target price mereka," ujar Reza.

Senada, analis pasar modal sekaligus ekonom LBP Institute Lucky Bayu Purnomo memprediksi saham BJBR akan cenderung menguat hingga akhir tahun ini.

"Saya berikan target harga 1.345 sekarang hingga penutupan tahun cenderung menguat targetnya hingga 1.625, akhir tahun 1650. Jadi ada tren menguat dari harga saat ini," ujar Lucky.

Ia menambahkan, BJBR sebenarnya bank yang sudah memiliki pangsa pasar yang populasinya identik terhadap satu kegiatan keuangan yaitu kredit.

"Market share BJBR ini dominan pada konsumen yang sudah lama itu yang membuat saham BJBR cukup menarik. Tantangan di persaingan bank dan inovasi BJBR harus bergegas melakukan terobosan sehingga memberikan suatu perbedaan industri dan wilayah atau daerah," kata Lucky.

Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, saham BJBR ditutup menguat 10 poin atau 0,75 persen ke posisi Rp1.350 per saham.

Baca juga: Walau IHSG melandai, saham BJBR dinilai masih layak dibeli investor

Baca juga: Laba Bank BJB tumbuh 14,4 persen pada triwulan II 2021