Kairo (ANTARA News) - Tahun baru di Mesir diwarnai aksi ledakan bom mobil di sebuah gereja di Kota Iskandariyah, menewaskan 22 orang dan puluhan orang cedera.

Presiden Mesir Hosni Mubarak, Sabtu, mengajak umat Muslim dan Kristiani untuk mencegah teror menyusul ledakan bom di kota wisata Iskandariyah pada Sabtu dini hari yang menewaskan 22 orang.

"Terorisme adalah musuh Islam dan Kristen, oleh karena mari kita bersatu untuk mencegah aksi teror," kata Presiden Mubarak, seperti dikutip kantor berita Mesir (MENA).

Ledakan bom mobil di sebuah gereja di Iskandariyah (141 km utara Kairo) pada Jumat (31/12) tengah malam itu menewaskan 22 orang dan melukai lebih dari 50 orang, kata Menteri Kesehatan Mesir Abdurrahman Shahin kepada wartawan.

Menkes Shahin mengatakan pemerintah akan menanggung biaya pengobatan kepada para korban dan memberi santunan kepada keluarga korban yang tewas.

Ledakan itu terjadi di saat masyarakat Iskandariyah menyambut malam tahun baru miladiyah.

Kota Iskandariyah yang terletak di pesisir Laut Mediterania itu dimukimi komunitas Kristen Koptik terbesar di Timur Tengah.

Kepolisian setempat mengatakan situasi telah terkendali setelah aparat keamanan dikerahkan ke tempat kejadian segera setelah ledakan.

Sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

Syeikha Agung Al-Azhar, Prof Dr Ahmad Al-Tayyeb dan Mufti Nasional Mesir, Ali Goumah mengecam keras ledakan bom tersebut di gereja tersebut.

Pemimpin Gereja Koptik Mesir Baba Shenouda menyerukan kepada warga Kristiani untuk tenang dan mengantisipasi teror oleh kelompok garis keras tersebut.

Persentase penduduk Kristen di Mesir berkisar delapan persen dari 80 juta penduduk.
(T.M043/H-AK/P003)