Yogyakarta (ANTARA News) - Pameran batik yang diikuti sejumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah, serta perajin batik di Yogyakarta menjadi pembuka rangkaian acara menyambut pergantian tahun di Kota Yogyakarta.
"Pameran ini digelar di lokasi yang cukup strategis, yakni di Plaza Monumen Serangan Oemoem 1 Maret dan bersamaan dengan pameran batik itu juga diadakan pameran kuliner makanan organik," kata Kepala Seksi Pembinaan dan Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Widyastuti, di Yogyakarta, Jumat.
Pameran batik tersebut diharapkan akan mampu membedakan rangkaian perayaan pergantian tahun antara di Yogyakarta dengan daerah-daerah lainnya.
Kota Yogyakarta, lanjut dia, memiliki kekuatan potensi yang luar biasa di bidang batik, dan batik kini tidak lagi menjadi industri di balik tembok kerajaan, tetapi juga telah menjadi industri yang tumbuh subur di masyarakat.
Di Yogyakarta, tercatat setidaknya ada sekitar 500 motif batik yang berkembang, baik yang sudah tergali atau belum.
Selain memamerkan batik dan produk lain yang masih bernuansa batik, di dalam rangkaian acara pergantian tahun tersebut juga akan ditampilkan sejumlah kegiatan kesenian tradisional maupun kontemporer yang akan dimulai sekitar pukul 19.00 WIB.
"Akan ada pertunjukan kesenian daerah yang ditampilkan oleh pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Daerah (IKPMD), serta ada tarian modern," katanya.
Selain itu, ia mengemukakan, pameran juga akan dimeriahkan peragaan busana yang menampilkan berbagai kain batik.
Panitia juga akan menggelar mahakarya yang bertemakan batik dalam kehidupan masyarakat Jawa sehari-hari.
"Di dalam mahakarya tersebut akan dipertunjukkan penggunaan batik dalam kehidupan masyarakat Jawa, dimulai dari kelahiran hingga kematian," katanya.
Ia berharap, melalui seluruh rangkaian acara menyambut pergantian tahun baru tersebut, batik akan terus menjadi ikon dari Yogyakarta.
(U.E013/I006/P003)
Pameran Batik Masuki Pergantian Tahun di Yogyakarta
31 Desember 2010 11:30 WIB
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010
Tags: